Langsung ke konten utama

Wamena : Pemimpin Agama Diajak Ikut Gumuli Masalah HIV/AIDS

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 21 Agustus 2007)
WAMENA – Sekda Jayawijaya Drs. Chris Wopary, MM mengatakan, penduduk di Papua saat ini terus dihadapkan dengan persoalan HIV/AIDS yang sangat memprihatinkan. Hal ini dapat memepengaruhi pada status kesehatan penduduk, keadaan sosial, produktifitas hidup, keadaan ekonomi, kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan hidup generasi muda dimasa depan. Demikian ditegaskan Wopary ketika membuka secara resmi pelatihan konseling HIV/AIDS bagi pastor dan pendeta se Kabupaten Jayawijaya, Senin (20/8) di Sanggar Bethesda, Wamena.Dikatakan, berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Papua per 30 Juni 2007, di Papua telah ditemukan 3.377 kasus HIV/AIDS. “

Suatu jumlah yang sangat mengerikan, termasuk di Kabupaten Jayawijaya yang ditemukan 9 kasus,” tegas Chris. Data ini belum termasuk data yang ditemukan oleh pihak RSUD Wamena dan Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat (YPKM) Papua yang baru sebagian kecil dilaporkan. “ Ibarat fenomena “ikan cakalang” yang tampak sedikit dipermukaan laut tetapi yang dibawah banyak yang tidak kelihatan,” tegas Chris kepada Cenderawasih Pos usai acara itu.Dikatakan, harus disadari, bahwa AIDS merupakan bencana dan sangat mencemaskan bagi masyarakat di Kabupaten Jayawijaya, oleh karena itu, diperlukan dukungan semua pihak untuk mengantisipasi penularan penyakit itu. Menurutnya, pola penularan paling banyak adalah melalui hubungan seks (90%) dan dilakukan oleh kelompok usia produktif 15-35 tahun yang secara langsung dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. “ Bahkan kasus yang ditemukan sudah dalam keadaan AIDS, yang mana jika tidak diantisipasi sedini mungkin akan dapat menyebar lebih luas,” ujarnya. Kepada para pendeta dan pastor, Chris Wopary minta dapat mencari suatu formula terbaru secara terpadu dalam menangani berbagai kasus yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS. “Jangan bosan untuk terus berkampanye melalui sidang gereja jemaat, agar kasus HIV/AIDS itu tidak semakin bertambah,” pintanya.

Sementara itu Ketua Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat (YPKM) Papua Drs. T.G. Butarbutar, M. Kes ketika ditemui Cenderawasih Pos mengungkapkan, kasus penyebaran HIV/AIDS yang pertama kali ditemukan di Merauke sejak tahun 1992 terus berkembang pesat hingga saat ini. “Hasil surveilans terpadu dan perilaku 2006 yang dilakukan Depkes RI dan BPS menunjukkan bahwa prevalensi HIV penduduk Papua 2,4%. Angka prevalensi tertinggi pada pria 2,9% dan wanita 1,9%, sementara angka tertinggi di Sorong Selatan mencapai 3,7% dan posisi kedua Kabupaten Jayawijaya 3,4%,” ujar Butarbutar. Diharapkan melalui pelatihan ini para pemuka agama selaku hamba Tuhan, dapat lebih mensosialisasikan ilmu yang diperoleh kepada umatnya agar penyebaran virus HIV itu dapat dimatikan. “Harus ada perubahan perilaku pola hidup masyarakat tentang hal ini,” pintanya. Pelatihan konseling yang dilaksanakan oleh YPKM Papua bekerja sama dengan KPAD Jayawijaya itu dilaksanakan selama 6 hari dan diikuti sekitar 40 peserta. (jk)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM