Langsung ke konten utama

Sosialisasi IHR 2005 di Lingkungan Jajaran Staf KKP Jayapura

Bpk. dr. Onedo Gumerang didampingi, Kepala KKP Jayapura Bpk. Junghans Sitorus, SKM, M.Kes sedang memberikan materi IHR 2005 dilingkungan Staf KKP Jayapura
(KKP Jayapura, 7 Agustus 2007)
KKP Jayapura mendapat kunjungan dari Bpk. Dr. Onedo Gumerang, yang merupakan Kepala KKP Pekan Baru, Sumatera. Adapun tujuan ke Jayapura selain melakukan silaturrahmi dan ramah tamah dengan staf KKP Jayapura, juga beliau memberikan sosialisasi informasi tentang IHR 2005.

IHR adalah suatu instrumen international yang secara resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO, maupun bukan anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan negara anggota WHO.

Mengingat terbatasnya ruang lingkup aplikasi IHR (1969) yang hanya melakukan kontrol terhadap 3 penyakit karantina yaitu Kolera, Pes dan Yellow Fever maka pada Mei 2005 para anggota WHO yang tergabung dalam World Helath Assembly (WHA) melakukan revisi terhadap IHR (1969). IHR (1969) ini digantikan dengan IHR (2005) yang diberlakukan pada 15 Juni 2007

Tujuan dan ruang lingkup IHR (2005) adalah untuk mencegah, melindungi dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit secara international serta melaksanakan public health response sesuai dengan resiko kesehatan masyarakat dan menghindarkan hambatan yang tidak perlu terhadap perjalan dan perdagangan international.

Pemberlakukan IHR (2005) ini akan diikuti dengan pedoman, petunjuk dan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan rutin pada pelabuhan, bandara dan lintas batas.
Staf KKP Jayapura sedang memperhatikan dengan seksama penjelasan yang disampaikan dalam sosialisasi IHR 2005

Walau hanya beberapa jam mengunjungi KKP Jayapura, Bpk. Dr. Onedo Gumerang didampingi Kepala Kantor KKP Jayapura, Bpk. Junghans Sitorus, SKM, M.Kes memberikan paparan yang singkat namun jelas dan memuaskan kepada staf KKP Jayapura yang hadir dalam acara sosialisasi IHR 2005. Proses diskusi yang hangat, diselingi canda tawa, dan saling tanya-jawab mewarnai pertemuan ini.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM