Langsung ke konten utama

Indonesia Kembali Mengirim Virus H5N1 ke WHO

(www.depkes.go.id, 22 Agustus 2007)
Indonesia telah mengirimkan spesimen virus H5N1 ke Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta, (CDC Atlanta), Amerika Serikat, Kamis, 16 Agustus 2007. Pengiriman dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan, melalui NAMRU-2 (Naval Medical Research Unit-2 = Unit Riset Kesehatan Angkatan Laut Amerika Serikat yang berkantor di Gedung Balitbangkes Depkes, Jl. Percetakan Negara, Jakarta.

Spesimen yang dikirimkan berupa spesimen usap tenggorok dan usap hidung dari kasus positif Flu Burung atas nama NLP (Perempuan, 29 th) warga Kabupaten Jembrana, Bali dan suspek Flu Burung (NKP, Perempuan, 2 th 9 bln), juga dari Bali, yang hasil laboratoriumnya terbukti negatif H5N1 (Flu Burung).


Pemeriksaan laboratorium CDC Atlanta terhadap spesimen kedua kasus tersebut telah selesai dan memberikan hasil yang sama dengan hasil dua laboratorium rujukan di Indonesia, yaitu laboratorium Balitbangkes dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman. NLP memang positif menderita Flu Burung, sementara NKP negatif Flu Burung.

Hasil sekuensing lengkap dari spesimen baru akan selesai dalam waktu 2-3 minggu mendatang. Sekuensing dilakukan untuk melihat apakah telah terjadi mutasi pada virus H5N1. Demikian disampaikan Dr. Endang Tri Sedyaningsih, Kepala Pusat Penelitan dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Balitbangkes, Kamis, 16 Agustus 2007.

Pengiriman dimaksudkan untuk membuktikan bahwa mutasi memang tidak terjadi. Selain itu, pengiriman dilakukan untuk menyampaikan kepada masyarakat dunia bahwa Bali tetap cukup aman untuk dikunjungi.

Indonesia sebenarnya masih menunggu mekanisme WHO yang mengatur pertukaran virus serta manfaat dari pertukaran tersebut bagi negara-negara pengirim virus, terutama negara berkembang. Pengiriman ini menunjukkan i’tikad baik Indonesia untuk bekerjasama dengan WHO dalam upaya mempelajari perkembangan virus H5N1. Meski cukup fleksibel memperhatikan kepentingan warga dunia dan terutama warganya sendiri, Indonesia berharap WHO dapat segera menyelesaikan mekanisme pertukaran virus seluruh negara di dunia guna memastikan adanya pertukaran yang transparan serta pemanfaatan yang adil.


Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Penyakit Menular, Dr. David Heymann, menyatakan penghargaan terhadap Indonesia atas pengiriman virus dari kasus Bali tersebut. WHO sepakat bahwa virus tersebut akan digunakan untuk keperluan risk assessment. WHO juga setuju untuk tidak menempatkan data sekuensing virus H5N1 asal Indonesia pada domain publik dan tidak akan mengirimkan virus Indonesia pada pihak ketiga tanpa seijin Pemerintah Indonesia sampai Standard Terms of Condition dan Terms of Reference ditetapkan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM