Langsung ke konten utama

Merauke Masuk Daftar Endemis Vilaria, Pemeriksaan dan Pengobatan Massal Akan Dilakukan Tahun Ini

(www.cenderawasihpos.com, Sabtu 4 Agustus 2007)
MERAUKE - Kabupaten Merauke masuk dalam daftar endemis microvilaria. Ini dengan ditemukannya sejumlah penderita Vilaria (kaki Gajah,red) di Kabupaten Merauke.‘’Kami sudah masuk sebagai kabupaten endemis vilaria,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke drg Josef Rinta R, M.Kes didampingi Kasubdin Pencengahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kabupaten Merauke dr Nevil Maskita, kemarin. Disebut sebagai kabupaten endemis Vilaria, lanjutnya, apabiladalam satu kabupaten ditemukan 1 persen penderita dari jumlah penduduk yang ada. ‘’Misalnya ada 100 orang, ternyata ditemukan 1 persen dari jumlah tersebut menderita, maka sudah masuk sebagai Kabupaten Endimis,’’ jelasnya. Karena masuk kabupaten endemik, maka mulai tahun 2007 ini seluruh warga Kabupaten Merauke akan diperiksa dan diobati.

‘’Jadi seluruh warga Kabupaten Merauke akan kita periksa, kecuali anak dibawah umur 2 tahun, ibu hamil dan orang sakit. Dan akan dilakukan pengobatan satu kali dalam setahun selama 5 tahun. Tindakan yang akan dilakukan ini untuk memutus dan membasmi penyebaran Microvilaria ini,’’jelasnya. Pemeriksaan dan pengobatan secara massal itu, terang Rinta akan dilakukan secara gratis. ‘’Anggarannya sudah turun dari Depkes dan mulai tahun ini pengobatan massal akan segera dilakukan,’’ terangnya. Disebutkan, Cacing Vilaria atau Microvilaria sebabkan oleh gigitan nyamuk. Dan dapat berpindah ke orang lain apabila nyamuk tersebut telah menggigit penderita vilaria. ‘’Tapi itu juga tergantung dari ketahanan tubuh seseorang. Meski digigit nyamuk dari penderita Vilaria kalau tahan tubuhnya bagus, maka tidak akan terserang,’’ jelasnya. Parahnya lagi, lanjutnya kata Rinta, ada kecenderungan Microvilaria yang ada di Merauke menyerang bagian kelamin seperti membesarnya buah zakar seperti yang diderita Hironimus.

Pemeriksaan Microvilaria tersebut, mulai dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Kamis dan Jumat semalam dengan melakukan pengambilan sample darah bagi warga Kelurahan Kelapa Lima Merauke.Pengambilan sample darah di lokasi tersebut terkait ditemukannya seorang ibu penderita Vilaria yang saat ini tidak bisa berjalan lagi akibat kedua kakinya sudah membesar dan juga sudah menular kepada anak-anaknya. ‘’Pengambilan sample darah hanya bisa dilakukan pada malam hari. Kalau siang hari Microvilarianya akan bersembunyi dalam daging,’’ jelas Josef Rinta. Hasil pemeriksaan tersebut, selanjutnya akan dikirim ke Jakarta untuk untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. (ulo)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Unjuk Bakat Dalam Rangka 17 Agustus Pelatihan Surveilans PD3I, Hotel IBIS, Pontianak

Got Talent Meramaikan HUT RI Peserta Pelatihan Surveilans PD3I Prov. Kalbar, Hotel IBIS Pontianak, 13 Agustus 2025

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...