Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

23 November 2009

Selamat Datang Kembali Saudara-Saudaraku di Tanah Papua, Indonesia

(www.kkpjayapura.or.id, 24-11-2009)
Setelah kurang lebih dari 30 tahun bermukim dan menetap di Negara tetangga Papua New Guinea (PNG), sebanyak ratusan repatrian warga Indonesia kembali ke Papua Indonesia secara sukarela.


Repatrian ini berlangsung dalam dua kali, yaitu pada hari Kamis tanggal 19 November 2009 dan Hari minggu tanggal 22 November 2009.
Para repatrian ini diterbangkan dari Wewak dan Port Moreby PNG menggunakan pewawat Hercules milik TNI AU. Total repatrian pada hari pertama mencapai 144 orang, sedangkan pada hari kedua berjumlah 172 orang.


Rangkaian kegiatan repatrian ini tidak luput dari pelaksanaan prosedur kekarantinaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayapura sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Dokumen Kesehatan Pesawat berupa Gendec
2. Desinfeksi Pesawat.
3. Screaming Repatrian di Pintu Masuk
4. Pengawasan OMKABA
5. Pelayanan Kesehatan Repatrian yang sakit.

14 November 2009

Aksi Simpatik Peringati Hari Kesehatan Nasional

(www.depkes.go.id, 14-11-2009)
Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Usai upacara bendera yang dipimpin Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis kartu Jamkesmas oleh Menteri Kesehatan kepada Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang, Sawangan, Depok yang diterima oleh M. Ifan Sumantri dan Angga Juansyah dan kartu Jamkesmas untuk Panti Jompo Tresna Werdha Budi Dhrama Bekasi Timur yang diterima Bobby Tampubolon dan Darmi.

Menkes juga menyerahkan alat-alat kebersihan secara simbolik kepada 4 orang perwakilan Mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes), yaitu: Bunga Asmara Arno, Hirim Tiurma, M. Yudha, dan Indra Maulana. Penyerahan alat kebersihan ini merupakan bagian dari aksi simpatik kebersihan lingkungan yang dilaksanakan sepanjang bulan November. Aksi ini merupakan perwujudan sikap peduli terhadap lingkungan sehat, sesuai dengan tema HKN ke-45 tahun 2009: “Lingkungan Sehat Rakyat Sehat”. Kegiatan bersih-bersih lingkungan dilakukan serentak di 5 wilayah provinsi DKI Jakarta diikuti 1500 orang berasal dari Mahasiswa Poltekkes, petugas kesehatan, Dinas Kesehatan dan masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyerahkan 40 unit Mobil Promosi Kesehatan kepada 28 Provinsi dan 11 Kabupaten. Tiga kunci mobil diserahkan secara simbolik kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mobil Unit Promosi Kesehatan ini adalah bagian dari dukungan pengadaan tahun 2009 untuk 28 Provinsi dan 11 Kabupaten daerah terpencil strategis yang fungsinya adalah untuk menyebarluaskan informasi kesehatan dalam rangka mendekatkan akses informasi kesehatan kepada masyarakat.

Selain itu diserahkan pula 39 unit Mobile Clinic Program Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP) kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua (29 unit) dan Provinsi Papua Barat (10 unit).

Selanjutnya, Menkes didampingi pejabat Eselon I dan II memberangkatan Mobil Klinik Pelayanan Kesehatan dan Tim Kebersihan dengan penekanan tombol tanda keberangkatan. Mobil yang melaksanakan pelayanan kesehatan, yaitu Ambulance Mamografi RS Kanker Dharmais yang akan melakukan kegiatan pemeriksaan bagi 50 orang dan Pap Smear bagi 30 orang di Puskesmas Palmerah Jakarta Pusat. Mobil Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) yang akan melakukan penyuluhan kesehatan dan pengobatan gigi di Kompleks Departemen Pertahanan, Slipi, Jakarta Barat. Serta Ambulance RS Jantung Harapan Kita yang akan melaksanakan pemeriksaan cardiovascular dasar kepada 150 orang di Posyandu Manula Warakas, Jakarta Utara.

Selain ketiga mobil tersebut ada juga mobil klinik lain yang akan melakukan tugas yang sama, antara lain mobil klinik dari RSAB harapan Kita melakukan pemeriksaan kesehatan umum di wilayah Cempaka Putih. RSJ Soeharto Herdjan akan melakukan pemeriksaan kesehatan psikiatri dan manajemen stress di Posbindu Kebon Jeruk, Jakarta Barat. RS Fatmawati akan melakukan pemeriksaan kesehatan umum dan pengobatan di lokasi baksos Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mobil Klinik RS Persahabatan yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan umum dan pengobatan di Kecamatan Makasar, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Serta Mobil Klinik RS Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, pemeriksaan kesehatan umum dan pengobatan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id,info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

07 November 2009

Innalillahi Wa Inna Ilahi Rajiun…….


(www.kkpjayapura.or.id, 7-11-2009)
Keluarga Besar KKP Kelas II Jayapura berduka, telah meninggal Mantan Kepala KKP Jayapura pada tanggal 6 November 2009 Jam 17.50 WIT, yang ber :
Nama : dr. M. A. Beddu
Lahir di : Tajuncu-Soppeng Tanggal 17 Septembver 1949
Orang Tua : Ayah : Amin Beddu
Ibu : Maromae
Almarhum menyelesaikan pendidikan :
Sekolah Dasar : Tahun 1962
SMP : Tahun 1965
SMA : Tahun1968
Di Soppeng
Pendidikan Dokter pada tahun 1981 di Universitas Hasanuddin Makassar.
Almarhum pernah bekerja di :
1. Tahun 1982 – 1985, Menjabat sebagai kepala Puskesmas di Kaimana dan sempat mendapatkan penghargaan sebagai dokter teladan.
2. Tahun 1985 – 1988, Menjabat sebagai kepala Puskesmas Jayapura Utara.
3. Tahun 1988 – 2005, Menjabat sebagai Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayapura dan Pensiun pada tanggal 17 September 2005.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Kami Keluarga Besar KKP Kelas II Jayapura mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada Keluarga Almarhum dan semoga Keluarga yang ditinggalkan dapat tabah menerima kejadian ini. Semoga Arwah beliau dapat diterima disisi yang Maha Kuasa.
Amien Ya Rabbalalamin

04 November 2009

PARTISIPASI KKP JAYAPURA DALAM RANGKA PAMERAN HASIL KEGIATAN KKP SE INDONESIA

(www.kkpjayapura.or.id, 4-11-2009)
Pameran yang dilaksanakan di Hotel Aston Denpasar Pada Tanggal 29 Oktober 2009 yang dirangkaikan dengan seminar sehari dan evaluasi IHR 2005 yang dimeriahkan dengan adanya 12 Stand se KKP Indonesia yang salah satunya Stand KKP Jayapura.

Sesuai IHR 2005 Tupoksi Utama KKP yaitu mencegah keluar dan masuknya penyakit melalui pintu-pintu, dimana KKP identik juga disebut sebagai "Pemadam Kebakaran" yang harus selalu siap dalam mengantisipasi adanya penyebaran / kejadian PHEIC, sehingga infrastruktur harus terus ditingkatkan.


Kepala KKP Kelas II Jayapura dengan pengunjung Pameran

Pameran ini bertujuan mengenalkan Kepada Instansi Lain, AKademis, dan undangan lainnya serta masyarakat tentang apa tugas dan fungsi KKP.
Dalam Pameran ini KKP Jayapura menampilkan Foto-foto kegiatan yang dilaksanakan di Pos Lintas Batas Darat Skow dan kegiatan Evakuasi.

07 October 2009

Sosialisasi TUPOKSI KKP Kelas II Jayapura Wilker Bandara Wamena


(www.kkpjayapura.or.id, 7-10-2009)
Pada Hari Kamis tanggal 1 Oktober 2009 bertempat di Aula RSUD Wamena kota, Tim Induk KKP Jayapura yang terdiri dari Ka. Sie Karantina dan SE, Ka. Sie UKLW, Ka. Sie PRL, Koordinator Wilker Sentani beserta Staf TU dan Staf UKLW dibantu dengan Koordinator KKP Kelas II Jayapura Wilker Wamena beserta Staf melaksanakan Sosialisasi Tugas Pokok dan Fungsi KKP Kelas II Jayapura.


Acara ini dihadiri oleh para undangan yang terdiri dari 7 Undangan dari Instansi Pemerintah daerah dan 8 Undangan dari Lingkup Bandara diantaranya dari Kantor Bupati Kabupaten Jayawijaya yang di wakili Oleh Asisten dua Bupati, Kepal DINKES Kab. Jayawijaya, Ka. Bandara Wamena, Direktur RSUD Wamena, Ka. Puskesmas dan lainnya.
Pemerintah Daerah Kab. Jayawijaya menyambut baik kehadiran KKP diwilayah kerja kab. Jayawijaya dan berharap akan tercipta hubungan kerjasama yang baik dan harmonis antara pemerintah kabupaten Jayawijaya dan KKP Kelas II Jayapura.

06 October 2009

Sosialisasi Tupoksi KKP Kelas II Jayapura Wilker Kabupaten Sarmi


(www.kkpjayapura.or.id, 6-10-2009)
Pada tanggal 29 September 2009, KKP Kelas II Jayapura telah melaksanakan kegiatan “Sosialisasi Tugas Pokok dan Fungsi” di Wilayah kerja kabupaten sarmi. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula PETAM Kantor Bupati Sarmi. Acara ini dihadiri oleh Ka. Dinas Perhubungan Kab. Sarmi, Ka. Dinkes Kab. Sarmi, dan beberapa tamu dari KP3 Laut Sarmi, Badan SAR Sarmi, Bandara Sarmi, Puskesmas Sarmikota, TKBM, Badan Navigasi Sarmi.


Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Sarmi. Acara yang berlangsung ± 4 Jam ini dapat terlasana berkat kerjasama dan kerja keras Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Jayapura yang terdiri dari Ka. Kantor KKp Kelas II Jayapura, Kasie PRL, Kasie Karantina dan SE, Ka. Sie UKLW, Staf TU, Staf UKLW beserta Staf Wilker Kab. Sarmi.
Pemerintah Daerah Kab. Sarmi menyambut baik kehadiran KKP diwilayah kerja kab. Sarmi dan berharap akan tercipta hubungan kerjasama yang baik dan harmonis antara pemerintah kabupaten sarmi dan KKP Kelas II Jayapura.

30 September 2009

Video Online : Posko Kesehatan Simpatik Lebaran 2009 di Bandara Sentani Jayapura

Indonesia – Amerika Serikat Sepakati Kerangka Baru Kerja Sama Bidang Kesehatan



(www.depkes.go.id, 30-09-2009)
Washington D.C., 15 September 2009 – Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.Jp(K) dan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Kema-nusiaan AS Kathleen Sebelius hari ini menyepakati kerjasama di bidang kesehatan dan pembentukan sebuah Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia-Amerika Serikat (Indonesia-United State Center for Biomedical and Public Health Research).

Kesepakatan bersejarah ini diraih pada pertemuan antara Menkes Siti Fadilah dengan Menteri Kathleen Sebelius dan delegasi masing-masing negara di kantor Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS di Washington, D.C. Delegasi Departemen Kesehatan RI yang dipimpin Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari beranggotakan diplomat senior, Dr. Makarim Wibisono, Direktur Jenderal P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Prof. Dr. Agus Purwadianto, S.H, M.Si, Sp.F(K), dan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Kesehatan Publik, Dr. Widjaja Lukito, Ph.D., Sp. G.K.

Pertemuan tersebut adalah sebuah langkah maju menuju terwujudnya kolaborasi antar Departemen Kesehatan RI dan AS yang menjadi elemen penting untuk meningkatkan pertukaran ilmiah, transfer teknologi, pengembangan sumber daya manusia, program riset dan kesehatan publik yang lebih intensif terhadap penyakit-penyakit yang menjadi prioritas utama dunia.

“Departemen Kesehatan RI dan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS berencana untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan dalam kerangka sebuah kemitraan yang menyeluruh antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat. Kerangka kerja sama baru ini akan fokus pada riset dan program pelatihan dasar klinis dan kesehatan publik. Kami berharap adanya perbaikan dan perluasan aset riset biomedis dan kesehatan publik antar kedua negara dan di tingkat regional dengan kepemimpinan dan keterlibatan para ilmuwan sipil kedua negara,” demikian pernyataan bersama Menteri Siti Fadilah dan Menteri Kathleen Sebelius.

Lebih lanjut, pernyataan bersama ini menyebutkan kedua pihak telah sepakat untuk membentuk Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia – Amerika Serikat yang baru dan akan dikelola oleh para ilmuwan sipil kedua negara.

Kerangka baru kerja sama ini mengawali sejarah baru kerja sama di bidang kesehatan antar kedua negara yang sebelumnya dilaksanakan antara Departemen Kesehatan dan Angkatan Laut AS.

Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa “Kedua negara berharap kerja sama ini dapat bermanfaat dan berlangsung jangka panjang dengan mengedepankan prinsip saling hormat-menghormati dan transparansi.”

Untuk menindaklanjuti kemitraan ini, kedua negara berencana untuk mengadakan Pertemuan Pejabat Senior Pemerintahan setiap tahun dan konsultasi tingkat menteri secara berkala.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id

Australia Mulai Vaksinasi Massal Flu Babi

(www.antara.co.id)
Brisbane, (ANTARA News) -
Langkah Australia menangani pandemi Flu A H1N1 yang telah menewaskan 180 orang di negara itu, Rabu, memasuki era baru dengan dimulainya program vaksinasi massal kepada para warga yang dianggap rentan terhadap serangan flu babi ini.

Program vaksinasi massal yang menurut laporan media setempat diberikan secara gratis kepada setiap warga Australia berusia 10 tahun ke atas itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil uji coba pemakaian vaksin Flu A H1N1 produksi perusahaan bioteknologi, CSL, kepada 240 orang warga di Adelaide, 22 Juli lalu.

Menurut Kementerian Kesehatan Australia, tujuh sasaran utama program vaksinasi Flu A H1N1 adalah ibu hamil, pengasuh bayi berusia enam bulan, dan warga yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, asma, paru-paru, kanker, diabetes, gagal ginjal, dan penyakit yang berhubungan dengan syaraf. Selain itu, yang termasuk kelompok rentan adalah warga Australia yang menderita obesitas akut, warga pribumi, petugas kesehatan, dan pekerja sosial di masyarakat.

Berdasarkan data terkini Kementerian Kesehatan Australia, sejak flu babi dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai ancaman serius April lalu, total jumlah kasus terkonfirmasi Flu A H1N1 di Australia tercatat 36.605 orang. Sebanyak 180 orang di antaranya meninggal dunia. Dari 180 orang korban meninggal dunia, itu sebanyak empat orang di antaranya adalah ibu hamil dan 24 orang lainnya merupakan warga pribumi Australia.

Mereka tersebar di delapan negara bagian dan teritori yang ada di negara benua berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa itu.Kementerian Kesehatan Australia mencatat New South Wales sebagai negara bagian dengan angka kematian flu babi yang tertinggi, yakni 49 orang, disusul Queensland (40), Australia Barat (26), Australia Selatan (26), Victoria (24), Tasmania (7), Northern Territory (6) dan Australian Capital Territory (2).

Video Online : Posko Kesehatan Simpatik Lebaran 2009 di Pelabuhan Laut Jayapura

29 September 2009

7 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Hepatitis C

(www.kompas.com, 29-09-2009)
JAKARTA, KOMPAS.COM
Jumlah penduduk Indonesia yang terkena virus hepatitis C mencapai 6-7 juta orang yang tersebar di 21 provinsi. Mayoritas penderita adalah laki-laki dalam usia produktif.

Demikian menurut data yang dipublikasikan Pendataan Hepatitis C Nasional yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dan PT Roche Indonesia. Infeksi virus hepatitis C merupakan satu dari 10 penyebab kematian terbesar.

Dalam jangka panjang, infeksi virus ini bisa berlanjut menjadi sirosis dan berakhir sebagai kanker hati. Kenyataan di lapangan menunjukkan sebaran penularan dan besaran jumlah penderita infeksi virus hepatitis C belum diketahui secara pasti. Data yang dihimpun dalam Progam Pendataan Hepatitis C pun belum menunjukkan prevalensi sesungguhnya.

"Data ini memang belum menggambarkan permasalah dasar karena hanya mengukur positif rate berdasarkan pemeriksaan laboratorium," kata dr.Andi Muhadir, MPH, Direktorat Sepim Kesma, Departemen Kesehatan.

Program pendataan yang berjalan sejak tahun 2007 ini melibatkan 21 provinsi yang terdiri dari 123 unit pelapor, yakni rumah sakit swasta dan pemerintah yang dipilih, laboratorium, serta unit transfusi darah PMI. Setiap unit pelapor wajib mengumpulkan data setiap kali ada pasien yang dinyatakan positif terinfeksi hepatitis C berdasarkan pemeriksaan tes anti HCV.

Seluruh pelaporan berbasis internet sehingga data lebih akurat dan dapat langsung terintregasi ke dalam data nasional. "Yang terpenting hanya jumlah datanya tapi bagaimana menyikapi data tersebut lewat tindakan bersifat preventif," kata Andi.
Senada dengan Andi, Dr. Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH, ketua perhimpunan peneliti hati Indonesia, mengatakan pencegahan memang cara terbaik untuk menanggulangi hepatitis C. Terlebih penyakit ini tergolong dalam silent disease yang seringkali tanpa gejala.

"Kebanyakan pasien tak sadar dalam dirinya sudah ada virus hepatitis C. Mereka baru berobat setelah penyakitnya menahun dan sudah menjadi kronis," ujarnya. Apalagi hepatitis C yang kronik dan sudah menjadi sirosis umumnya sulit disembuhkan dan banyak menyebabkan kematian.

25 September 2009

Posko Pelayanan Kesehatan Simpatik Lebaran 1430 H di Pelabuhan Laut Jayapura


(www.kkpjayapura.or.id, 25-09-2009)
Pada tanggal 18 dan 21 September 2009, telah dilaksanakan Posko Pelayanan Kesehatan Simpatik Lebaran 1430 H di daerah Pelabuhan Laut Jayapura. Posko Pelayanan Kesehatan ini diberikan secara gratis kepada para penumpang kapal laut yang baru turun yang membutuhkan bantuan dan layanan kesehatan.


Posko layanan kesehatan ini juga diberikan kepada mitra kerja, dinas terkait, para buruh kapal dan warga sekitar yang membutuhkan bantuan serta konsultasi masalah kesehatan.

14 September 2009

Tiga Penyakit Mewabah di Papua Nugini Tewaskan 120 Orang


Pihak berwenang Papua Nugini sedang memerangi wabah penyakit flu, disentri dan kolera yang datang bersamaan dan telah menewaskan sekitar 120 orang. Penyakit itu menyerang ribuan orang yang hidup di pemukiman terpencil di sebelah Utara ibukota, Port Moresby.

Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat. Klinik-klinik telah dibangun dalam tenda-tenda di daerah Lae untuk menampung lonjakan jumlah pasien.

Namun, transportasi yang buruk dan kondisi geografis yang terpencil memperlambat upaya melakukan pemantauan penyebaran berbagai penyakit infeksi itu.

Para pejabat kesehatan khawatir situasi akan memburuk. Mereka mengatakan telah mendirikan pos komando di zona wabah untuk memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap wabah tersebut.

12 September 2009

Survei Jentik Nyamuk di Wilker Wamena



Dalam rangka pencegahan penyakit malaria, Wilker Bandara Wamena khususnya Sie. PRL melaksanakan survei jentik nyamuk khususnya nyamuk Anopheles,sp secara rutin untuk mengetahui indeks jentik nyamuk anopheles untuk kemudian dilakukan tindakan.
Selain itu dilakukan pula Survei Jentik Aedes aegypti Dalam rangka pencegahan penyakit DBD pada bangunan maupun kontainer yang terdapat pada daerah perimeter dan buffer. (www.kkpjayapura.or.id, 10-09-2009)

03 September 2009

KUNJUNGAN DIREKTUR SEPIM KESMA KE KKP KELAS II JAYAPURA


(www.kkpajayapura.or.id, 03-09-2009)
Hari Ini Direktur Sepim Kesma Bapak dr. H. Andi Muhadir, MPH berkunjung ke KKP Kelas II Jayapura dalam rangka menghadiri pertemuan Save Papua yang dilaksanakan oleh Dinkes Provinsi Papua.

Dalam sambutannya bapak direktur menegaskan bahwa KKP Jayapura adalah lokasi yang strategis karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga yaitu Papua New Gueine (PNG) , sehingga KKP Jayapura harus meningkatkan performance sebagai individu ataupun sebagai PNS Depkes dengan cara meningkatkan Knowledge, Attitude and Practice.
Peningkatan itu dapat dilakukan baik secara Learn to doing maupun pendidikan Formal. Staf KKP juga harus memilki sikap tegas dan disiplin agar disegami oleh mitra kerja yang dapat dilakukan dengan meningkatkan system Surveilans untuk dapat melaksanakan early morning.

Bapak direktur juga menyinggung masalah yang ada di KKP Jayapura yaitu masalah kenyamanan kerja karena Kantor KKP Jayapura mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi karena kantor kesehatan pelabuhan Jayapura bersebelahan langsung dengan Pelabuhan Kontainer. Karena itu Bapak Direktur menyarangkan agar sesegera mungkin mencari Lokasi yang Baru.

10 August 2009

EVAKUASI KORBAN PESAWAT TWIN OTTER MERPATI


Para korban yang dievakuasi dibandara Sentani, Jayapura

(www.kkpjayapura.or.id, 10-08-2009)
Pesawat Twin Otter Merpati dengan nomor penerbangan MZ 9760D yang jatuh di daerah Pegunungan Bintang, tepatnya di Gunung Abmisibil Distrik Abmisibil, Kabupaten Pegunungan Bintang pada hari Minggu tanggal 02 Agustus lalu, akhirnya bisa ditemukan oleh Tim Sar Jayapura. Namun karena kondisi cuaca yang buruk dan lokasi yang susah ditempuh, maka pada hari Kamis 08 Agustus para korban yang berjumlah 15 orang berhasil ditemukan dan dievakuasi.


Tim Evakuasi yang terlibat

Tim KKP Jayapura bersama-sama seluruh jajaran Tim Evakuasi yang terdiri dari gabungan Tim SAR, Polri, TNI, AL, Dinkes, RS Bhayangkara dan instansi lainnya dengan siap siaga melakukan evakuasi korban di Bandara Sentani Jayapura.

Para korban dibawa menuju RS. Bhayangkara

05 August 2009

VIDEO PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS PENYAKIT TIDAK MENULAR

Berikut adalah Video berdurasi 9 Menit tentang kegiatan KKP Jayapura pada Pemeriksaan Kesehatan Gratis Penyakit Tidak Menular yang dilakukan pada bulan Juli 2009 di Wilker Sentani.

Selamat Menonton...

03 August 2009

Pertemuan KKP Jayapura dengan Pimpinan Project Asian Development Bank

(KKP Jayapura, 03-08-2009)
KKP Kelas II Jayapura menghadiri undangan pertemuan khusus dengan pimpinan Project Asian Development Bank, Mr. A. Barend Frielink, yaitu Principal Regional Cooperation Specialist yang khusus menangani masalah-masalah di perbatasan Negara.

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari rabu 29 juli 2009 bertempat diruang rapat Pos Lintas Batas Skouw.

01 August 2009

Pelaksanaan Workshop Pengenalan dan Pembelajaran bersama AIDS Competence

(KKP Jayapura, 01-08-2009)
Pelaksanaan Workshop Pengenalan dan Pembelajaran bersama AIDS Competence
Yang diselenggarakan oleh UNFPA ( United Nations Population Fund ) bekerjasama dengan KPA ( Komisi Penanggulangan AIDS) Provinsi Jayapura.

Workshop yang diadakan oleh UNFPA bekerjasama dengan KPA Provinsi Papua yang dilakasanakan dari tanggal 27-30 Juli di Hotel Relat Argapura-Jayapura mengambil kesimpulan bahwa setiap Individu, Keluarga dan Bangsa bekerjasama untuk menjadi komunitas sehat dan sejahtera. UNFPA percaya bahwa setiap individu mampu berpartisipasi dalam mencegah penularan HIV.

30 July 2009

Penderita Flu A Capai 444 Orang

(www.kompas.com, 30-07-2009)
Penderita influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi pada Rabu bertambah 28 orang sehingga secara kumulatif kini jumlahnya mencapai 444 orang.

Siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Jakarta menyebutkan, 28 pasien flu A (H1N1) baru tersebut berasal dari tujuh provinsi yakni DKI Jakarta (13 orang), Jawa Timur (5 orang), Daerah Istimewa Yogyakarta (3 orang), Jawa Barat (3 orang), Banten (2 orang), Bali (1 orang) dan Sulawesi Utara (1 orang).

Ke-28 pasien flu A (H1N1) tersebut adalah warga negara Indonesia dan empat diantaranya punya riwayat bepergian ke Singapura dan Thailand, negara yang lebih dulu terdampak pandemi global flu A (H1N1).

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, penyakit itu kini sudah menyebar di 15 provinsi yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta.

Selain itu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.

Ia mengatakan, penyakit itu menyebar dengan cepat karena menular melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.

Tjandra menjelaskan pula bahwa meski dapat menyebabkan kematian namun secara global angka kematian akibat flu A (H1N1) termasuk rendah, yakni 0,4 persen. Di Indonesia, dari 444 orang yang terinfeksi virus flu A (H1N1), satu di antaranya meninggal dunia.

Masyarakat, kata Tjandra, dapat mencegah penularan penyakit itu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, serta menutup mulut ketika batuk dan bersin.

"Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker, jangan bepergian, beristirahat di rumah selama lima hari. Apabila dalam dua hari flu tidak juga membaik segera ke dokter," katanya.

Pemerintah, kata dia, sudah berupaya mengendalikan penularan penyakit itu dengan melakukan pemantauan kasus flu melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), menyiapkan rumah sakit rujukan.

Kemudian, menyiapkan obat anti virus, mengintensifkan pelacakan kontak, memperkuat pemantauan ILI, dan melakukan pemantauan penyakit berbasis masyarakat.

29 July 2009

RAPAT PENYAMPAIAN MATERI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN



Pada hari Selasa tanggal 28 Juli 2009 diadakan Rapat Penyampaian dan pembahasan tentang LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) bagi seluruh petugas KKP Jayapura.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi setiap petugas tentang LAKIP yang merupakan hasil evaluasi kinerja suatu instansi. Adapun materi yang disampaikan berupa pengertian LAKIP, isi dokumen, sistematika, proses penyusunan dan evaluasi LAKIP.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat tersusunnya LAKIP Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Jayapura yang ” Akuntable, Sistematis dan Akurat ” sebagai cerminan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di KKP Jayapura.

28 July 2009

Hati-hati, 15 Provinsi Sudah Terjangkit Flu Babi

Sumber : www.kompas.com

Penyakit influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi saat ini sudah menyerang 400 orang di 15 provinsi di Indonesia.

Menurut siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Jakarta, Senin (27/7), ke-15 provinsi tersebut yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Jambi.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa penyakit itu menyebar dengan cepat karena menular melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.

Penyakit itu dapat menyebabkan kematian, tetapi secara global, angka kematiannya termasuk rendah, yakni 0,4 persen. Di Indonesia, dari 400 orang yang terinfeksi virus flu A (H1N1), satu di antaranya meninggal dunia.

Masyarakat dapat mencegah penularan penyakit itu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, serta menutup mulut ketika batuk dan bersin.

"Jika ada gejala influenza, minum obat penurun panas, gunakan masker, jangan bepergian, beristirahat di rumah selama lima hari. Apabila dalam dua hari flu tidak juga membaik, segera ke dokter," katanya.

Pemerintah sudah berupaya mengendalikan penularan penyakit itu dengan melakukan pemantauan kasus flu melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), menyiapkan rumah sakit rujukan, menyiapkan obat antivirus, mengintensifkan pelacakan kontak, memperkuat pemantauan ILI, dan melakukan pemantauan penyakit berbasis masyarakat.

27 July 2009

Tambahan 16 Kasus Baru Influenza A H1N1

Hari ini (27/07/09) pukul 19.00 WIB terdapat tambahan kasus baru influenza A H1N1 sebanyak 16 kasus (8 laki-laki dan 8 perempuan). Mereka berasal dari DKI Jakarta (13 kasus) dan Banten (3 kasus). Semua kasus adalah Warga Negara Indonesia. 1 Kasus diantaranya memiliki riwayat perjalanan ke Hongkong.

Dengan demikian, sampai tanggal 27 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 416 kasus terdiri dari 237 laki-laki dan 179 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), 15 Juli (30 orang), tanggal 16 Juli (15 kasus), 20 Juli (15 kasus), tanggal 22 Juli (67 kasus), 23 Juli 2009 (83 Kasus), 24 Juli 2009 (21 Kasus), 25 Juli 2009 (19 Kasus), 27 Juli 2009 pukul 07.00 WIB (38 Kasus).

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia sampai tanggal 27 Juli 2009 jam 19.00.

Ditambahkan, sudah 15 provinsi ditemukan kasus positif influenza A H1N1 yaitu Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesai Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.

Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya rendah yakni 0,4%.

Masyarakat dapat mencegah penularannya dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/ sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, imbuh Prof. Tjandra.

Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Disamping itu juga dilakukan community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

22 July 2009

SEORANG IBU YANG MELAHIRKAN DI PESAWAT DAN AKAN DIEVAKUASI KE RS JAYAPURA



Pada tanggal 16 Juli jam 11.30.WIT KKP Jayapura melalui Wilker Bandara
Sentani mendapat info dari Puskesmas Oksibil yang memberitahukan akan ada pasien yang akan dirujuk ke Jayapura dengan menggunakan Pesawat Pelita Air dan meminta agar Ambulance segera disiapkan. Jam 13.50 Pesawat landing di Bandara Sentani, setelah parkir di Apron petugas kami mendekati pesawat tersebut dan kemudian mengarahkan orang sakit tersebut ke mobil ambulance,Ketika si Ibu hendak turundari pesawat, si Ibu menjerit kesakitan dan mengatakan hendak BAB. Dan tiba-tiba dalam waktu sekejap lahirlah seorang Bayi Mungil. Karena sebelumnya tidak ada info ke petugas kami bahwa yang akan dirujuk adalah seorang INPARTU, Maka kami tidak ada persiapan untuk bawa Partus Set, dengan peralatan seadanya koordinator Wilker langsung sigap untuk menolong Bayi yang udah lahir di cabin pesawat (tanpa memimpin persalinan) tali pusat di klem lalu dipotong dan bayi langsung dilarikan kewilker Bandara Sentani untuk penanganan lebih lanjut. setelah 10 menit jabang bayi keluar petugas mengeluarkan placenta tanpa hambatan, tanpa menunggu waktu lama Ibu tersebut langsung dilarikan ke RS terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Bayi lahir dengan BB 3,1 kg, Panjang 51 cm pada saat lahir menangis kuat Apgar Scor 10 dan jenis kelamin bayi itu laki-laki lalu bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit untuk dipertemukan dengan sang Ibu yang bernama Ibu Joice umur 35 Thn G:VII P:VI A:1. Ibu tersebut melahirkan anak ke 6 di pesawat Pelita Air tepat pukul 14.05. Wit dan ibu tersebut katanya akan memberi nama PELITA OKTAVIANUS SENTANI.

19 July 2009

Jangan Gunakan Kantong Plastik “Kresek” dan Plastik PVC untuk Wadah Makanan Siap Santap


(www.depkes.go.id, 19-07-2009)
Masyarakat diminta tidak menggunakan kantong plastik “kresek” dan plastik PVC sebagai wadah makanan siap santap, terutama yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Hal itu disampaikan Kepala Badan POM RI dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK saat mengeluarkan public warning tentang kantong plastik “kresek” & plastik PVC dikantor Badan POM, Jakarta, Selasa (14/7/2009).

Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kantong plastik “kresek” dikatakan bahwa kantong plastik berwarna-terutama yang berwarna hitam-kebanyakan merupakan produk daur ulang yang sering digunakan sebagai wadah makanan. Padahal dalam proses daur ulang, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas pestisida, kotoran hewan/manusia, limbah logam berat, dll. Selain itu dalam proses daur ulang juga seringkali ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah resiko bagi kesehatan. Badan POM menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik daur ulang untuk wadah langsung makanan siap santap, ujar dr. Husniah.

Sedangkan mengenai plastik PVC, menurut dr. Husniah dalam proses pembuatannya ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya untuk mencegah kerusakan PVC. Bahkan agar lentur atau fleksibel, kadang-kadang ditambahkan senyawa ester ftalat, ester adipat, dll. Residu dari bahan-bahan kimia tersebut berbahaya bagi kesehatan. VCM terbukti mengakibatkan kanker hati, senyawa Pb merupakan racun bagi ginjal dan syaraf, senyawa Cd merupakan racun bagi ginjal dan dapat mengakibatkan kanker paru, sedangkan senyawa ester ftalat dapat mengganggu sistem endokrin.

Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap 11 jenis produk kemasan makanan dari plastik PVC dan hasilnya 1 jenis produk tidak memenuhi syarat karena kandungan logam berat Pb-nya mencapai 8,69 ppm. Jauh melebihi nilai maksimumnya yang diperbolehkan yaitu 1 ppm, ujar dr. Husniah. Kepala Badan POM menghimbau masyarakat untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Umumnya kemasan PVC dapat dikenali dari logonya yang berupa segitiga dari anak panah, didalamnya ada angka 03, dan dibawah segitiga tersebut ada tulisan “PVC”. 2. Jangan menggunakan kemasan makanan dari PVC untuk makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

18 July 2009

Jayapura : Kesehatan Gratis Bawa Masalah Serius

(Koran Cenderawasih Pos, 18-07-2009)
JAYAPURA- Dengan diberlakukannya kebijakan gratis kesehatan kepada masyarakat asli Papua, rupanya tidak saja membawa dampak positif yang ditunjukan dengan meningkatnya pengunjung di rumah sakit tetapi juga masalah lain yang serius.

Hasil pantauan dewan di RSUD Abepura, menemukan masalah yang cukup serius di sana. Hal itu sebagaimana diungkapkan Ketua Fraksi Nasional Patriot Bangsa DPR Papua dr John Manansang kepada Cenderawasih Pos Jumat kemarin di Bank Papua.

“Jadi temuan kami di RSUD Abepura ternyata setelah adanya kebijakan kesehatan gratis ini menyebabkan over time maupun over beban kerja yang telah menembus batas – batas kewajaran dan kemampuan petugas medis di rumah sakit Abepura,” katanya
Ia menjelaskan, karena jumlah pengunjung meningkat sementara kapasitas layanan terbatas, maka petugas medis yang ada harus bekerja over time dan over beban. “Ini tentu menjadi masalah baru,” ujarnya.

Hal ini ini menurutnya akan terkait dengan honor dan insentif petugas untuk membiayai hidupnya dan menjaga kesehatannya sendiri hingga keharmonisan rumah tangganya akibat terlalu banyak waktu di rumah sakit termasuk resiko kerja yang tidak kecil.

“Para petugas seharusnya mendapatkan perhatian, proteksi dan insentif yang wajar, masalahnya lagi, sudah empat bulan para petugas ini tidak menerima insentif,” katanya. Sebaliknya, mereka bahkan pernah dijanjikan pemerintah bahwa uang insentif untuk dokter spesialis akan dinaikan dari Rp 5 Juta menjadi Rp 15 Juta tetapi belum juga terealisasi. Begitu juga dengan perawat dan dokter umum yang bekerja siang malam.

John Manansang khawatir kalau insentif para petugas rumah sakit ini tidak direalisasi maka ia khawatir akan terjadi konflik pemahaman diantara para petugas sendiri, sebab sekarang ini diantara para petugas ada saling curiga terkait dengan insetif ini.

“Karena itu juga kami mendesak pemerintah daerah untuk segera membayar uang insentif bukan hanya kepada dokter spesilis tetapi juga kepada dokter umum dan sleuruh para perawat fungsional yang bekerja di lapangan,” tandasnya.

Ia khawatir kalau insentif para pekerja ruamh sakit tidak dibayarkan sementara beban mereka terlalu tinggi maka akan membawa masalah yang serius.(ta)

Implan Koklea, Harapan Baru Bagi Tunarungu

(www.depkes.go.id, 18-07-2009)
Teknologi untuk mengatasi gangguan pendengaran semakin maju. Pada 7 Juli lalu, tim medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berhasil melakukan implantasi koklea atau rumah siput yang pertama pada penderita tunarungu. Implantasi dilakukan selama 1,5 jam terhadap pasien laki-laki berusia 9 tahun.

"Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir itu dapat kembali mendengar dengan baik," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Julianto Witjaksono saat jumpa pers di Gedung A RSCM, 10 Juli 2009. Implantasi koklea adalah prosedur penanaman alat bantu dengar yang dilakukan melalui tindakan operasi pada tulang temporal. Operasi ini diperuntukkan bagi penderita tunarungu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar. Sedangkan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea), hanya dapat ditolong dengan implantasi.

Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaran dan otak. Suara ditangkap daun telinga kemudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi koklea atau rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektroda inilah yang yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.

Ketua Departemen THT RSCM dr. Ratna D Restuti menjelaskan, operasi koklea dapat dilakukan terhadap semua usia. "Namun pelaksanaan operasi pada pasien usia 2-3 tahun dapat memberikan hasil lebih optimal," ujarnya.

Karena alat ditanam, maka gendang telinga tetap utuh dan tidak menimbulkan reaksi atau efek samping yang menggangu, tambah dr. Ratna.

Di Indonesia berdasarkan data yang ada penderita gangguan pendengaran sejak lahir berkisar 0,1 persen dari populasi. Dengan operasi ini kualitas hidup anak penderita gangguan pendengaran sejak lahir dapat ditingkatkan, tambahnya.

Menurut dr Julianto, penanaman koklea sudah berkembang di sejumlah rumah sakit swasta di Jakarta sejak tahun 2002. Namun tenaga ahli yang melakukan operasi berasal dari FKUI.

Menurut staf ahli THT RSCM Prof. dr. Helmi Balfas, implantasi rumah siput di RSCM lebih murah dibanding harus operasi di luar negeri maupun rumah sakit lain di Indonesia selain RSCM. Karena di RSCM implantasi dilakukan dengan alat-alat yang sebagian dimiliki oleh negara dan di sisi lain Departemen THT RSCM FKUI juga adalah rumah sakit pendidikan.

Biaya yang diperlukan untuk implant koklea ini sebesar 22.000-26.000 dollar AS, dan belum termasuk biaya perawatan, operasi, obatan-obatan dan pemeriksaan.

Prof. Helmi menyebutkan, operasi implant koklea di RSCM tanggl 7 Juli lalu menelan biaya Rp 300 juta. “Ini lebih murah dibandingkan operasi di luar negeri,” kata Prof. Helmi Balfas.

Implantasi koklea ini melalui beberapa tahapan, seperti seleksi kandidat, yaitu penentuan terhadap pasien apakah layak dioperasi atau tidak. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial pasien. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai fungsi pendengaran, pemeriksaan radiology, laboratorium serta konsultasi dengan disiplin ilmu lain. Pasien yang sudah dioperasi memerlukan waktu sekitar 2 hari untuk pemulihan, setelah itu dilakukan rehabilitasi berupa latihan mendengar dan berbicara.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id

16 July 2009

Masyarakat Dapat Mencegah Penularan Influenza A H1N1

(www.depkes.go.id, 16-07-2009)
Masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus di Indonesia sampai tanggal 16 Juli 2009.

Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu : penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

Hari ini (16/07/09) kasus positif influenza A H1N1 bertambah lagi 15 kasus (4 laki-laki dan 11 perempuan) terdiri dari 2 WNA dan 13 WNI. Mereka berasal dari RS/Dinkes Jakarta 10 orang, dan masing-masing 1 orang dari Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Empat di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Australia (2 orang), dan China (1 orang), kata Prof. Tjandra.

Dengan demikian, sampai tanggal 16 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 157 orang terdiri dari 81 laki-laki dan 76 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), dan tanggal 15 Juli (30 orang).

Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : Fi (Pr, 11), JA (Lk), Em (Pr, 4 th), Al (Pr, 8 th), HW (Lk, 31 th), NL (Pr, 44 th), CF (Pr, 23 th), HU (Lk, 38 th), AL (Pr, 7), dan Ep (Pr, 26 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya yaitu Ju (Pr, 47 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Yogyakarta yaitu ED (Pr, 23 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Medan yaitu YM (Pr, 20 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Bali yaitu St (Lk, 22 th). Yang berasal dari RS/Bandung yaitu Hi (Pr, 49).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Total Kasus Influenza A-H1N1 Menjadi 157

(www.kompas.com, 16-07-2009)
Kasus influenza A-H1N1 di Indonesia terus bertambah. Hingga hari Kamis (16/7) jumlah kasus influenza A-H1N1 di Indonesia bertambah 15 orang menjadi 157 kasus: 81 laki-laki, 76 perempuan. Tambahan 15 orang tersebut, 2 orang warga negara asing dan 13 orang warga negara Indonesia., 4 laki-laki dan 11 perempuan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (16/7).

Mereka berasal dari RS/Dinkes J akarta 10 orang, dan masing-masing 1 orang dari Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Empat di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Australia (2 orang), dan China (1 orang).

Dengan demikian, sampai tanggal 16 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 157 orang terdiri dari 81 laki-laki dan 76 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), dan tanggal 15 Juli (30 orang), 16 Juli (15 orang).

Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : Fi (Pr, 11), JA (Lk), Em (Pr, 4 th), Al (Pr, 8 th), HW (Lk, 31 th), NL (Pr, 44 th), CF (Pr, 23 th), HU (Lk, 38 th), AL (Pr, 7), dan Ep (Pr, 26 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya yaitu Ju (Pr, 47 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Yogyakarta yaitu ED (Pr, 23 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Med an yaitu YM (Pr, 20 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Bali yaitu St (Lk, 22 th). Yang berasal dari RS/Bandung yaitu Hi (Pr, 49).

Tjandra Yoga mengemukakan, masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A-H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza segera meminum obat penurun panas, menggunakan masker dan tidak masuk kantor atau sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.

Influenza A-H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan, menurut Tjandra Yoga, tetap dijalankan yaitu : peng uatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, penguatan pelacakan kontak, penguatan surveilans ILI, penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti I nternational Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans se vere acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit.

12 July 2009

Di Indonesia Sudah Ada 64 Kasus Influenza H1N1

(www.depkes.go.id, 12-10-2009)
Di Indonesia sampai tanggal 12 Juli 2009 secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 atau flu babi mencapai 64 orang, terdiri dari 43 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.

Tambahan kasus hari ini, sebanyak 12 orang ( 7 orang laki-laki dan 5 orang perempuan ), masing-masing 8 orang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) Jakarta, 2 orang di RS Gatot Subroto Jakarta, dan masing-masing 1 orang di RS Sanglah Denpasar, Bali dan RS Hasan Sadikin Bandung.
Ke-12 kasus baru positif influenza A H1N1 tersebut adalah :Ys (P,12 thn), VP (L, 12 thn), SR (L, 14 thn), .Ks (L, 15 thn), SH (P, 7 thn), IB (L, 25 thn), SA (P, 44 thn), dan MS (P, 30 thn) dirawat di RSPISS, Jakarta, Nk (L, 9 thn) dan Kv (L, 8 thn), dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta., Ev (P, 37 thn), dirawat di RSHS, Bandung, dan RL (L, 40 thn), dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali.

Dari 12 kasus positif tambahan ini, 5 diantaranya mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri ( Malaysia, Singapura, Turki, Jepang dan New Zeland ). Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, dari 12 kasus tambahan : 2 orang, adalah WNA dan 10 orang WN Indonesia. Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes di Jakarta tanggal 12 Juli 2009 mengenai perkembangan kasus influenza A H1N1 di Indonesia.

Menurut Prof. Tjandra, data menunjukkan bahwa sebagian dari penyakit ini dapat sembuh sendiri. Bahkan 95% kasus di dunia tidak sampai dibawa ke rumah sakit, dengan angka kematian yang juga relative kecil yaitu 0,4%. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktifitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik, ujar Prof. Tjandra.

Dirjen P2PL Depkes menambahkan, untuk mencegah penyebaran flu babi di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

13 WNI Positif Terjangkit Influenza A H1N1 di Korea

(www.depkes.go.id, 12-07-2009)
Tiga belas WNI peserta World Choir Championship (WCC) 2009 positif terjangkit Influenza A H1N1 di Seoul, Korea Selatan setelah 3 hari berada di negeri ginseng untuk mengikuti perlombaan paduan suara tingkat dunia. Tanggal 7 Juli 2009 rombongan paduan suara Indonesia tiba di Korea Selatan guna mengikuti acara yang digelar sampai 17 Juli 2009 di Kota Changwon City, Korea Selatan.

Peserta WWC asal Indonesia berjumlah 336 orang terdiri 9 grup paduan suara dari 12 grup yang direncanakan hadir, yaitu Paduan Suara (PS) Interna Jog’s Voice Yogyakarta (32 orang); PSM Universitas Hasanuddin Makassar (32 orang); Bitung City Chorale (43 orang); Vocafista Angels (51 orang); PSM Universitas Negeri Manado (34 orang); Elfa Music School (83 orang); Gorontalo Inovasi Choir (34 orang); PS Timutiwa (32 orang); dan Riau Female Choir (25 orang).
Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) yang didampingi Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Dirjen P2PL Depkes saat jumpa pers di rumah dinasnya, Jl. Denpasar Jakarta, tanggal 12/7/2009.

Menurut informasi yang diperoleh dari Koordinator Paduan Suara asal Indonesia pada 11/7/2009, dari 9 grup terdapat 283 orang dari 7 grup paduan suara yang sedang menjalani proses karantina di Inje University dan Masan University di Kota Masan. Sedangkan 83 orang sisanya dari grup Interna Jog’s Voice dan Vocalista Angels Yogyakarta dinyatakan bebas dari dugaan virus H1N1, ujar Dr. Siti Fadilah Supari. Berdasarkan hasil pemeriksaaan lebih lanjut di laboratorium Korean Centers for Desease Control and Prevention (KCDC), dari peserta yang menjalani proses karantina tersebut terdapat 13 orang positif influenza A H1N1 terdiri dari 10 orang dari Elfa Music School, 2 orang dari Gorontalo Inovasi Choir, dan 1 orang dari Riau Female Choir.

Ketiga belas pasien positif H1N1 tersebut telah dipindahkan dari tempat penginapan ke rumah sakit khusus penderita H1N1 di sekitar Masan. Mereka akan menjalani karantina selama 5-7 hari. Menkes minta kepada keluarganya di tanah air untuk bersabar karena hal itu sudah menjadi ketentuan internasional. Setelah mereka dinyatakan negatif akan diperbolehkan pulang, ujar Menkes. Mereka yang menjalani proses karantina maupun yang sudah dinyatakan positif influenza A H1N1, kondisinya baik-baik saja. Hingga saat ini KBRI di Seoul masih terus melakukan kontak intensif dengan pihak penyelenggara untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut, ujar dr. Siti Fadilah.

Menkes berharap seluruh keluarga di tanah air tidak usah khawatir, karena mereka kondisinya baik-baik saja. Bahkan mereka masih bisa berlari-lari dan bernyanyi-nyanyi. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Depkes, Deplu, KBRI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Korea Selatan dan Kedubes Korea di Jakarta guna memantau perkembangan mereka.

Menkes menambahkan, KBRI telah berkoordinasi dengan PT. Garuda Indonesia di Seoul untuk mengevakuasi 83 orang peserta yang telah dinyatakan bebas dari virus H1N1 tersebut. Menurut informasi dari General Manager Garuda Indonesia Seoul, PT Garuda Indonesia telah menyediakan pesawat khusus Boeing 747 untuk menerbangkan peserta tersebut ke Indonesia tanggal 12 Juli 2009 pk. 10.00 waktu setempat dan tiba di Denpasar jam 15.25 WITA. Menjawab pertanyaan wartawan, Menkes menegaskan bahwa saat ini di Indonesia sudah terdapat 64 kasus positif influenza A H1N1, terdiri dari 43 laki-laki dan 21 perempuan. Mereka adalah WNI maupun WNA tetapi sebagian besar tertular di luar negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

04 July 2009

Jumlah Kasus Influenza A H1N1 di Indonesia Capai 20 orang

(www.depkes.go.id, 04-07-2009)
Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan Badan Litbangkes Depkes mengenai perkembangan kasus Influenza A H1N1 sampai hari ini, terdapat tambahan kasus baru sebanyak 12 orang.

Mereka itu adalah AR (L, 23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD (L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L, 23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN.

Mereka masing-masing dirawat di RSPI (6 Orang) , RS Gatot Subroto (1 orang.), RS Internasional Bintaro (1 orang) dan RS Sanglah Denpasar (3 orang). Mereka dalam kondisi membaik.

Indonesia telah mencatat 20 kasus positif Influenza A H1N1. Dari 20 kasus positif, satu orang dinyatakan sembuh dan sudah pulang yaitu BM (P, 22 tahun) WN Inggris.

Departemen Kesehatan telah menetapkan langkah-langkah mengatasi penyakit yang sudah merebak di lebih dari 100 negara di dunia, dengan :

Meningkatkan kewaspadaan di seluruh jajaran kesehatan serta mengirimkan Surat Edaran baru dari Menkes dan Dirjen P2PL yang menyatakan adanya kasus influenza H1N1 baru di Bali dan Jakarta
Meningkatkan aktivitas semua fasilitas kesehatan di RS, KKP, Laboratorium dan sarana kesehatan lainnya
Meningkatkan kesiapan logistik serta kemampuan SDM
Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat (Jumpa Pers, Iklan Layanan Masyarakat, Talkshow di Radio dan Televisi, Poster dan Leaflet)
Masyarakat dapat menghubungi Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Telp. 021 4257125; Fax : 021 42877588 ; Email : poskoklbp2pl@yahoo.com ; Call Center : 021 30413700; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www.penyakitmenular.info

Influenza A Baru (H1N1) ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Masyarakat dihimbau untuk senantiasa membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sedang sakit flu.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber :www.depkes.go.id

01 July 2009

Untuk Cegah Flu Babi : Penumpang Wajib Kenakan Masker

(www.depkes.go.id, 01-07-2009)
Untuk mencegah penularan Influenza A H1N1 (flu babi) di Indonesia, Pemerintah mewajibkan semua penumpang dari negara terjangkit mengenakan masker setibanya di terminal kedatangan luar negeri. Mereka juga diwajibkan melewati thermo scanner (alat pemindai suhu tubuh) sebelum keluar dari bandara. ”Kalau sebelumnya masih banyak penumpang mem-by pass dari thermo scanner, sekarang tidak boleh lagi”, ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Ir. Aburizal Bakrie yang didampingi Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) saat jumpa pers usai memimpin Rakor Kesra di Jakarta tanggal 29 Juni 2009.

Kebijakan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi bidang Kesejahteraan Rakyat yang dipimpin Menko Kesra Ir. Aburizal Bakrie dan dihadiri Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), Menteri Perhubungan, Ir. Jusman Syafii Djamal, Wakil dari Menlu, Menkeu diwakili Dirjen Anggaran, Depdagri diwakili Dirjen Pemerintahan Umum, Depdiknas diwakili Dirjen Dikti, Ketua Pelaksana Harian Komnas Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (FBPI) Dr. Bayu Krisnamurthi, Dirut PT Angkasa Pura I dan II, serta Kepala Administratur Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.

Menko Kesra menambahkan, Pemerintah berupaya mencegah terjadinya penularan influenza A H1N1 antar manusia di Indonesia setelah ditemukannya 8 orang positif karena tertular dari luar negeri. ”Kami memutuskan untuk memonitor, melaporkan dan mengkoordinasi penanggulangan influenza A H1N1 dan mendukung proses penanganan yang dilakukan Menkes dan jajarannya seperti pembentukan Posko Depkes untuk menangani masalah ini”, ujar Aburizal Bakrie.

Menurut Menko Kesra, dalam Rakor juga membahas persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menghadapi beberapa event internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Agustus 2009 seperti Konferensi Internasional AIDS di Bali dan Sail Bunaken di Manado.

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari yang diberi kesempatan menjelaskan penanganan kasus flu babi di Indonesia oleh Menko Kesra menyatakan, saat ini jumlah kasus positif Influenza A H1N1 berjumlah 8 orang. Mereka terdiri dari 4 orang warga negara Indonesia, 3 orang warga negara Australia dan 1 orang warga negara Inggris yang berdomisili di Australia. Kesemuanya tertular dari Australia dan Singapura, jadi merupakan kasus impor.

Dari 8 orang tersebut, 1 orang sudah sembuh dan boleh pulang, sedang 7 orang lainnya masih dirawat di RS yakni 4 orang di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta, dan 3 orang WN Australia dirawat di RS Sanglah Denpasar, Bali.

“Berkat upaya-upaya yang dilakukan Depkes dan jajaran kesehatan di seluruh Indonesia serta kerja sama dengan lintas sektor terkait, alhamdulillah belum terjadi penularan antar manusia di Indonesia”, ujar Dr. Siti Fadilah Supari.

Untuk mencegah penularan virus yang kemungkinan terbawa para pendatang dari negara terjangkit mereka diwajibkan mengenakan masker sebelum keluar dari bandara. Masker akan disediakan oleh pemerintah dan harus dikenakan selama 3 hari, sesuai dengan masa inkubasi penyakit ini yaitu 3 – 7 hari, ujar Menkes.

Sejak WHO menetapkan flu babi sebagai public health emergency international concern (PHEIC) tanggal 25 April 2008, Depkes telah menetapkan 6 langkah antisipasi yaitu : 1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan yang dilakukan dengan pemasangan thermo scanner, pemberian health alert card, penyiapan alat pelindung diri (APD) dan lain-lain. 2. Logistik terutama penyediaan obat tamiflu dan pendistribusian sampai ke Puskesmas. 3. Penyiapan 100 rumah sakit rujukan, obat, APD, keteresdiaan ruang isolasi dll. 4. Penguatan surveilans epidemiologi yang dilakukan dengan mengintensifkan surveilans ILI di 20 Puskesmas, surveilans SARI di 15 RS sentinel dll. 5. Penguatan laboratorium dengan mengintensifkan laboratorium regional dan pemenuhan reagensia. 6. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan dengan penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.

Menkes menegaskan, Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Menkes menghimbau masyarakat untuk senantiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan mengeringkan dengan tisue atau lap bersih. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sakit dan berhati-hati bila berkunjung ke luar negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber :www.depkes.go.id

15 June 2009

12 June 2009

Gubernur Papua dan rombongan pesawat asal Cina menjalani pemeriksaan Virus H1N1



(KKP Jayapura)
Pada tanggal 10 Juni 2009 Gubernur provinsi papua , Barnabas Suebu, SH beserta rombongan yang berjumlah 11 orang penumpang dan 4 crew pesawat menjalani pemeriksaan virus H1N1 oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayapura di bandara Sentani.
Pemeriksaan ini wajib dilakukan karena gubernur dan rombiongan baru saja datang dari Negara Cina yang merupakan salah satu Negara terjangkit Virus H1N1.



Rombongan tiba di Bandara Sentani Jayapura sekitar pukul 13.15 WIT menggunakan pesawat milik PT. Ekspres Transportasi Antar Benua dengan aircraff type EMB-155 BJ Lansung dari Bandara ZhenZhen Cina .

Proses Pemeriksaan dilakukan melalui 2 tahap yaitu di atas pesawat dan di ruang kedatangan VIP Bandara Sentani.

06 June 2009

Video Online : Pemeriksaan Kesehatan Pada Orang Somalia



(KKP Jayapura)
Pada tanggal 20 Mei 2009 bertempat di Poliklinik KKP Kelas II Jayapura dilakukan pemeriksaan kesehatan pada tiga orang warga negara Somalia. Pemeriksaan tersebut meliputi : anamnesa, pemeriksaan fisik, pemberian vaksinasi meningitis dan pemeriksaan kewaspadaan flu meksico.

Para pasien dari Somalia ini sebenarnya merupakan imigran gelap yang berencana meminta suaka politik di Australia akibat adanya pergolakan politik dinegaranya. Ketiga warga Somalia ini menumpang kapal kargo secara sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan ABK kapal kargo. Namun dalam perjalanannya mereka kehabisan perbekalan sehingga keluar dari tempat persembunyianya dan akhirnya ketahuan oleh ABK kapal kargo. Oleh karenanya warga Somalia ini diturunkan di pelabuhan dermaga negara Papua New Guinea (PNG), yang mereka sendiri tidak mengerti kondisi wilayah tersebut.

Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kaki selama 3 hari agar sampai ke wilayah perbatasan RI-PNG. Oleh pihak aparat keamanan dari Indonesia, mereka diantar ke kantor Imigrasi. Dan pihak Imigrasi berkoordinasi dengan Tim KKP Jayapura untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap warga Somalia ini.

04 June 2009

Pengambilan Contoh Makanan dari Kantin dan Restoran yang beroperasi di Wilayah Kerja Bandar Udara Sentani


(KKP Jayapura, 04-06-2009)
Dalam rangka penerbitan Sertifikat Hygiene Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (Rumah Makan/Restoran/Jasaboga) berdasarkan Kepmenkes No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran dan Permenkes No. 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga maka KKP Jayapura Wilker Bandar Udara Sentani melakukan pemeriksaan sanitasi tempat pengolahan makanan, pemeriksaan sampel air yang meliputi pemeriksaan fisik (warna, rasa, bau), dan kimia sederhana (pH dan sisa Chlor) serta pengambilan sampel makanan untuk mengetahui adanya racun dan logam berat (dengan menggunakan food poison kit).

03 June 2009

Survei Jentik di Rumah Penduduk Bandara Sentani / Perimeter dan Buffer


(KKP Jayapura, 03-06-2009)
Dalam rangka pencegahan demam berdarah, Tim KKP Jayapura Wilker Bandara Sentani melaksanakan survei jentik nyamuk secara rutin untuk mengetahui indeks jentik pada bangunan maupun kontainer yang terdapat pada daerah perimeter dan buffer.



02 June 2009

Peragaan Persyaratan Sanitasi Bagi Penjamah Makanan di Wilker Bandara Sentani


(KKP Jayapura, 02-06-2009)
Dalam upaya cegah tangkal penyakit khususnya yang berasal dari makanan (food borne diseasess) KKP jayapura wilker bandara Sentani melakukan pengawasan terhadap penjamah makanan (food handler) yang beroperasi di wilayah bandar udara (khususnya perilaku, kelengkapan peralatan perlindungan pencemaran makanan, dan cara pengolahan makanan ) sesuai dengan Permenkes No. 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.



15 May 2009

Video Online : Posko Waspada Flu Meksiko di Perbatasan RI - PNG



Selain di Pelabuhan Laut dan Bandara Sentani Jayapura diadakan Posko Waspada Flu Meksico, Wilayah Jayapura yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Guinea yaitu Pos Lintas Batas Skouw Jayapura juga dilakukan kegiatan Posko Waspada Flu Meksico oleh Tim KKP Jayapura

08 May 2009

Kegiatan Posko Waspada Flu Meksico di Bandara Sentani Jayapura


(KKP Jayapura, 08-05-2009)
Pada tanggal 6 Mei 2009, Wilker bandar Sentani telah dilakukan kegiatan penyebaran informasi bahaya flu meksico yang sedang berkembang saat ini berupa pemberian health allert card bagi penumpang yang berasal dari negara terjangkit, pemasangan banner diruang kedatangan dan ruang tunggu , serta membagikan brosur dan leaflet kepada calon penumpang yang akan berangkat dan penumpang yang baru tiba di bandara Sentani Jayapura.

Kegiatannya ini dikoordinir oleh Tatap Shinta Sihombing, SKM dibantu oleh Hetty Setiorini, AmKl, Yuli SKM, Natalia, Joko Nugroho dan Asmadi Sigalingging

Sampai dengan hari ini kegiatan ini masih berlangsung. Begitu juga dengan aktifitas mewaspadai Flu Meksico di pelabuhan laut jayapura, Tim KKP Jayapura juga melakukan kegiatan yang serupa. KKP Jayapura telah merencanakan melakukan Rapat Koordinasi dengan Dinas-Dinas dan Mitra terkait dalam waktu dekat ini.

06 May 2009

Video Online : Amerika Serikat Terancam Flu Babi (Berita Liputan 6)

Wabah Flu Babi : 3 Protap Bagi Tamu dari Luar Negeri


Jakarta - Bertepatan dengan penyebaran flu babi, Indonesia menjadi tuan rumah dua hajatan penting internasional. Tiga langkah antisipasi telah ditetapkan sebagai prosedur tetap (protap) demi mencegah penyebaran virus H1N1 yang barangkali 'menumpangi' anggota delegasi negara sahabat.

"Protap penanggulangan dan pengendalian influenza ini untuk mengamankan ADB Meeting di Bali dan WOC (World Ocean Conference) di Manado," kata Menkes Siti Fadilah Supari di Kantor Depkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (4/5/2009).

Tiga protap tersebut adalah;
1. Melakukan pemantauan dan penjaringan di terminal kedatangan bandar udara internasional kepada setiap penumpang.

2. Bila ada penumpang yang dicurigai terjangkit virus influenza H1N1, langsung dilarikan ke RS rujukan.

3. Setiap penumpang yang dicurigai terjangkit virus influenza H1N1 wajib mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku demi mencegah penyebaran flu babi.

Setiap yang dikenai status suspect flu babi akan diambil contoh jaringannya untuk kemudian diteliti lebih lanjut. Mereka juga berhak meminta second opinion dari tenaga ahli asal negaranya masing-masinng.

"Pembiayaan yang timbul menjadi tanggungan pemerintah. Semua dokter dan tenaga kesehatan sudah mendapatkan wawasan tentang penanganan dugaan infeksi influenza ini," sambung Menkes.

Sumber :www.detiknews.com

Video Online : Kunjungan Mahasiswa Kedokteran Uncen

Meksiko Harapkan Bantuan Obat dari Indonesia

(www.depkes.go.id, 06-05-2009)
Pemerintah Meksiko mengharapkan bantuan Indonesia untuk turut menanggulangi wabah penyakit flu baru H1N1 yang saat ini sudah menewaskan 26 orang dan ratusan orang lainnya menderita. Permintaan itu disampaikan oleh Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Melba Pria, kepada Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) ketika mereka bertemu di gedung Departemen Kesehatan, Jakarta, Selasa sore 5 Mei 2009.

"Meksiko mengharapkan bantuan dari negara-negara sahabat, termasuk Indonesia, untuk bersama-sama memberantas penyakit flu baru H1N1 ini," kata Pria dalam konfrensi pers yang digelar di Hotel Gran Melia usai bertemu dengan Menkes RI.
Dubes Pria mengungkapkan bahwa Meksiko kini mengharapkan segala bantuan, baik berupa uang, peralatan, dan juga obat anti virus untuk membasmi wabah penyakit yang telah mewabah di 21 negara di sebagian Eropa, Amerika, dan Asia.

Kepada Siti Fadilah Supari, Pria mengharapkan Indonesia turut menyumbang peralatan medis dan kesehatan. "Kami menyampaikan proposal untuk meminta bantuan berupa masker penutup mulut dan wajah, antiseptik untuk tangan, setelan dokter bedah dan sarung tangan dan benda-benda pendukung lainnya," kata Pria. Dalam kesempatan tersebut, Dubes Pria mengungkapkan bahwa pemerintahnya tidak keberatan dengan pemberlakuan travel warning yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terhadap Meksiko. Melba Pria memahami kebijakan itu karena merupakan upaya preventif untuk mencegah menularnya wabah penyakit flu baru H1N1 ke Indonesia.

Hal yang perlu ditekankan dari 2 negara adalah semangat solidaritas dan tidak perlu perlakuan diskriminatif terhadap warga Meksiko, ujar Melba Pria. Dia keberatan terhadap penyebutan flu Meksiko karena ini menjadi stigma buruk negara Meksiko. Pasalnya wabah virus H1N1 sudah terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 2005 di Wisconsin, Amerika Serikat. “Kami ingin distigmakan positif, seperti industri pariwisata”. Ditambahkan Meksiko tidak mengutus perwakilan negaranya pada even World Ocean Conference pada bulan ini. Pemerintah Meksiko cukup diwakili Dubes yang ada di Indonesia dengan pertimbangan fokus menyelesaikan kasus mewabahnya flu baru H1N1 di negaranya.

"Di Meksiko setiap hari ada sekitar 8 juta orang pengguna subway. Jadi kami butuh 8 juta masker per hari dan lima hari ke depan sekitar 40 juta masker yang dibutuhkan," ucapnya. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Kunjungan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uncen di KKP Jayapura



(KKP Jayapura, 06-05-2009)
Pada bulan April 2009, KKP Kelas II Jayapura mendapat kunjungan dari para mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura. Kunjungan tersebut adalah dalam rangka untuk mengetahui dan mengenal lebih dekat aktifitas Tim KKP Jayapura dalam melaksanakan tupoksinya.

Pada kegiatan tersebut terlebih dahulu para mahasiswa yang berjumlah 19 orang mendapat paparan dan penjelasan dari presentasi singkat yang disampaikan dari perwakilan masing-masing seksi yang ada di KKP Jayapura.



Setelah itu dilanjutkan dengan mengenalkan laboratorium yang dimiliki KKP Jayapura. Satu persatu peralatan dan fungsi kegunaannya dipaparkan dan disampaikan oleh Tim KKP Jayapura kepada mahasiswa. Tanya jawab berlangsung secara interaktif pada sesi pengenalan laoratorium.

Setelah dirasakan cukup, kegiatan selanjutnya yaitu mengenalkan dari dekat tupoksi KKP Jayapura dalam melakukan kegiatannya pada wilayah kerja pelabuhan laut Jayapura. Seluruh mahasiswa diajak untuk melihat langsung proses pelaksanaan tupoksi diatas kapal yang sedang bersandar dipelabuhan.



Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, dimana hari pertama dilakukan di Kantor Induk KKP Keluhan II Jayapura dan wilker pelabuhan laut, dan hari keduanya mahasiswa diajak untuk melihat dari dekat pelaksanaan tupoksi wilker bandar udara Sentani.

04 May 2009

(www.depkes.go.id, 04-05-2009) Peraturan yang mewajibkan jemaah haji atau umrah mendapatkan vaksinasi meningitis adalah Pemerintah Arab Saudi melalui

(www.depkes.go.id, 04-05-2009)
Peraturan yang mewajibkan jemaah haji atau umrah mendapatkan vaksinasi meningitis adalah Pemerintah Arab Saudi melalui Nota Diplomatik Dubes Arabia di Jakarta No. 211/94/71/577 tanggal 1 Juni 2006 dan International Health Regulation 2005. Dalam Nota Diplomatik disebutkan bahwa setiap jemaah haji, tenaga kerja dan umroh harus mendapat imunisasi meningitis terlebih dahulu untuk mendapatkan visa, kata Prof. Dr. Tjandra Yoga Adhitama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes di Jakarta tanggal 1 Mei 2009.

Menurut Prof. Tjandra Yoga, vaksin meningitis yang diberikan kepada calon jemaah haji Indonesia adalah vaksin meningitis “Mencevax ACWY”. Vaksin ini di dalam proses pembuatannya menggunakan kultur media yang bebas binatang, termasuk bebas dari material bovine (sapi) dan porcine (babi).
“Jadi vaksin meningitis yang digunakan jemaah haji Indonesia tidak mengandung unsur babi”, lanjutnya.

Vaksin tersebut selain digunakan jemaah haji Indonesia juga telah digunakan oleh negara-negara yang mengirimkan jemaah haji yaitu Saudi Arabia, Iran, Nigeria, Yaman, Malaysia, Philiphina, Singapura, Pakistan Banglades, Ghana, India, Kazakstan, Kuwait, Libanon dan masih banyak lagi. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

01 May 2009

Menkes Tak Pernah Katakan Flu Babi Dibuat Manusia

(www.depkes.go.id, 01-05-2009)
Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) menegaskan tidak pernah mengatakan ada kemungkinan virus flu babi buatan manusia sebagaimana dilansir Kantor Berita Perancis (AFP) pada Selasa (28/4)

Menkes meminta media untuk tidak memperkeruh suasana terkait penularan penyakit flu babi dengan berspekulasi dan berandai-andai, namun lebih mengedepankan upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mengantisipasi penyebarannya.
Menkes menjelaskan, meski kasus itu belum dilaporkan terjadi di Indonesia namun pemerintah sudah melakukan upaya-upaya atau antisipasi penyebaran virus influenza karena sejak penyakit flu burung merebak pada 2005 berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian luar biasa influenza.

Pemerintah sudah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung termasuk Puskesmas, rumah sakit rujukan dan laboratorium pemeriksaan. Pemerintah juga sudah membentuk jaringan surveilans penyakit influenza, membentuk jejaring komunikasi antar pihak terkait, serta memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan dan relawan. "Kita juga termasuk maju dalam penanganan flu burung dan 2 kali sudah melakukan simulasi mengenai itu. Kemampuan ini juga bisa digunakan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit lain termasuk flu babi ini”, tegas Menkes.

Menkes memastikan bahwa pemerintah masih memiliki cukup stok obat antivirus oseltamivir yang efektif untuk pengobatan flu burung dan penyakit influenza babi yang disebabkan oleh virus influenza tipa A subtype H1N1. Menkes menegaskan, masyarakat harus dapat mencegah penularan penyakit tersebut dengan sungguh-sungguh menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya tutuplah hidung dan mulut jika bersin dan batuk, tidak meludah di sembarang tempat dan mencuci tangan setelah kontak dengan binatang, menutup hidung dan mulut apabila bersin, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu.

Selain itu, gunakanlah masker bagi penderita flu, bukan orang sehat yang menggunakan masker, agar tidak menularkan kepada orang lain. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala demam, batuk, pilek dan sesak napas. Berita ini disiarkan oleh Pusat KomuniKassi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id.

Daftar Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung

(www.depkes.go.id, 01-05-2009)
Departemen Kesehatan telah menyiagakan 100 Rumah Sakit dalam rangka penanggulangan Flu Burung (Avian Influenza). Seluruh Rumah Sakit tersebut tersebar di 31 Provinsi di Indonesia.


Daftar Rumah Sakit

WHO Tidak Gunakan Istilah "Flu Babi"

(KKP Jayapura, 02-05-2009)
Jenewa, - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis, mengumumkan badan dunia itu takkan lagi menggunakan istilah "flu babi (swine flu)" dalam merujuk wabah saat ini, dan memilih untuk menyebut virus influensa baru tersebut sebagai "influensa A (H1N1)".

"Mulai hari ini (30 April), WHO akan menyebut virus influensa baru tersebut sebagai influensa A (H1N1)," kata lembaga PBB itu dalam pemberitahuan singkat yang disiarkan oleh jaringan internetnya, demikian dikutip dari Xinhua-OANA.

WHO telah berulang-ulang menegaskan bahwa orang tak dapat terinfeksi oleh virus baru ini melalui konsumsi daging babi yang dimasak dengan baik atau terpajan pada babi.

"Bahkan sekalipun virus tersebut berasal dari babi, kami tak percaya bahwa orang akan terinfeksi oleh babi," kata Asisten Direktur Jenderal WHO, Keiji Fukuda, yang bertugas pada lingkungan hidup dan keamanan kesehatan.

"Ini benar-benar merupakan virus yang menular dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, kami kira dengan tindakan penanganan makanan, memakan daging babi tak menimbulkan bahaya buat manusia," kata Fukuda kepada wartawan.

Sebelumnya dari Washington diberitakan para pejabat AS menyampaikan argumentasi bagi perubahan nama flu babi.

Dalam suatu taklimat, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano dan Menteri Pertanian Tom Vilsack dengan berat hati berulang-kali menyebut flu itu sebagai "virus H1N1".

"Ini bukan penyakit yang ditularkan oleh makanan, tapi virus. Tidak tepat merujuknya sebagai flu babi karena sungguh bukan itu masalahnya," kata Vilsack.

Israel sudah lebih dulu menolak nama flu babi dan memilih menyebutnya "flu Meksiko". Hukum mengenai makanan dalam agama Yahudi melarang pemeluknya makan daging babi.

WHO, yang berpusat di Paris, juga diberitakan sudah menyampaikan keberatan dengan nama tersebut, dan mengatakan virus itu berisi unsur virus unggas dan manusia dan sejauh ini "tak ada babi" yang ditemukan menderita penyakit tersebut.

Selain itu, ada perasaan yang berkembang di sektor pertanian untuk menyebutnya virus Amerika Utara, meskipun ahli penyakit Anthony Fauci mengatakan dalam dengar pendapat di Senat bahwa rancangan "flu babi" mencerminkan protokol penamaan ilmiah.

Bagi produsen daging babi di AS, nama flu babi telah merugikan, sehingga para pejabat pemerintah mengambil sikap dengan menegaskan bahwa daging babi Amerika aman dimakan dan negara lain tak perlu melarang impor.

Harga daging babi, kedelai dan jagung telah anjlok dalam beberapa hari belakangan, "dan jika ini berlanjut, tentu saja ada potensi besar. Itu sebabnya mengapa penting untuk meluruskan ini", kata Vilsack.

Di "Centers for Disease Control and Prevention (CDC)" juga ada pembicaraan untuk melucuti kata "babi" dari nama flu babi, yang dikatakan penjabat Direktur CDC Richard Besser mengarah kepada "salah penafsiran bahwa orang dapat terserang penyakit tersebut dari babi".

"Itu tak menguntungkan bagi produsen daging babi. Itu tak membantu bagi orang yang makan daging babi. Itu tak membantu bagi orang yang bertanya-tanya bagaimana mereka dapat terinfeksi ini," kata Besser pada suatu taklimat/Antara

Sumber :www.infeksi.com

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3
Staf KKP Kelas II Jayapura Photo Bersama Setelah Kegiatan