Langsung ke konten utama

Info : Menkes Luncurkan Program Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas

(www.depkes.go.id, Kamis 10 Mei 2007)
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Untuk itu, di setiap desa harus tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar sebagai syarat meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.


Demikian pernyataan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) pada acara peluncuran "Program Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas". Program ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat bagi masyarakat. Hadir dalam acara ini, Kepala Badan POM, Pejabat Eselon I dan II Depkes, Direktur Utama PT. Indofarma TBk dan anggota Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi.

Menurut Menkes obat bukan semata-mata komoditi ekonomi tetapi sekaligus komoditi sosial. Dalam Kebijakan Obat Nasional (Konas) disebutkan antara lain bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat esensial. Oleh karena itu pemerintah melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian obat. Sedangkan pelaku usaha bertanggung jawab atas mutu obat, sementara itu masyarakat berhak mendapatkan informasi yang benar tentang obat.

Ketersediaan dan pemerataan obat berarti tersedianya obat (drug availability) di seluruh Indonesia baik jenis maupun jumlah obat, sesuai dengan kebutuhan nyata dan pola penyakit. Sedangkan keterjangkauan obat berarti adanya jaminan akses obat dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat khususnya masyarakat yang tidak mampu baik melalui pelayanan kesehatan sektor publik maupun swasta.

Dengan adanya Program Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas diharapkan dapat menunjang strategi utama Depkes yaitu semua desa menjadi Desa Siaga, dimana setiap desa memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan mencegah serta mengatasi masalah kesehatan, termasuk mampu menyediakan obat untuk pelayanan kesehatan dasar. Dalam Desa Siaga minimal terdapat satu Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

Sumber pengadaan obat Poskesdes berasal dari Pemerintah melalui Puskesmas maupun bantuan donatur Poskesdes. Namun sebagai UKBM diharapkan Poskesdes dapat menyediakan obat sendiri. “Melaui Program Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas kita sangat mengharapkan minimal di setiap Poskesdes tersedia obat penurun panas, sakit kepala, obat tambah darah, obat flu, obat batuk dan flu, obat maag, obat batuk berdahak, obat batuk cair dan obat asma, dengan harga yang sangat terjangkau (Rp.1.000,-) sehingga upaya menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, bukan lagi sekedar wacana tetapi merupakan suatu realita, ungkap Menkes.

Menurut Menkes, walaupun obat yang diluncurkan ini sangat murah, tetapi aspek khasiat, keamanan dan kualitas obat harus dipenuhi dengan implementasi yang ketat. Depkes dan Badan POM secara ketat mengawasi industri farmasi yang memproduksi obat Rakyat, Murah dan Berkualitas ini. Untuk itu secara nasional Pemerintah melakukan pengaturan yang lazim diterapkan secara internasional dan mengacu pada standar good regulatory practices di bidang obat.

Menurut Syamsul Arifin Direktur Utama PT. Indofarma Tbk. selaku produsenObat Rakyat, Murah dan Berkualitas, program ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka melakukan self medication atau pengobatan sendiri.

Saat ini walaupun tersedia obat generik bermerek (OGB) dengan harga relatif murah, namun tetap dirasa mahal oleh masyarakat khususnya di pedesaan. Ini disebabkan OGB belum sepenuhnya dapat diakses oleh masyarakat karena sebagian besar obat tersebut dikemas dalam jumlah besar dan umumnya obat generik (termasuk obat keras) harus diperoleh dengan resep dokter. Oleh karena itu diperlukan obat bebas dengan kemasan kecil, berkualitas dan harga murah sehingga dapat dijangkau dan diakses oleh masyarakat luas.

Dirut PT. Indofarma Tbk melaporkan bahwa dari 20 produk obat untuk rakyat yang direncanakan, telah tersedia 12 produk yang terdiri dari obat penurun panas, obat sakit kepala, obat flu, obat batuk, obat maag, obat tambah darah, obat asma dan lainnya. Obat tersebut harga diseragamkan Rp. 1.000,- termasuk PPN yang merupakan harga eceran tertinggi untuk seluruh wilayah Indonesia. Untuk tingkat pengecer akan diberikan margin sebesar 20 % dan pihak distributor/sub distributor diberikan margin 10 % sehingga diharapkan obat tersebut dapat tersebar keseluruh wilayah Indonesia. Dalam Pengembangan Program Obat untuk rakyat ini PT. Indofarma Tbk tidak hanya sendirian akan tetapi dapat bekerja sama dengan produsen lain maupun distributor/sub distributor lain.

Dalam Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas disediakan berbagai jenis obat generik seharga Rp 1.000,- setiap strip. Satu strip berisi 2 hingga 10 tablet, tergantung dosis. Berbeda dengan obat generik yang ada, obat baru ini mempunyai merek sesuai dengan penyakit yang akan diobati.

Obat Rakyat, Murah dan Berkualitas tidak dijual di apotek rumah sakit atau apotek umum, tetapi dijual di pasar non-panel. Contoh pasar non-panel adalah warung, toko obat dan melalui dokter yang menjalankan praktek dispensing yaitu pemberian obat langsung kepada pasien saat bekonsultasi dan pasien langsung membayar biaya konsultasi dan obat yang diresepkan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM