Langsung ke konten utama

Wilayah Kab.Jayapura Status Waspada, Terhadap Penyebaran Penyakit Hewan Menular

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 31 Juli 2007)
SENTANI - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jayapura Rachmat Suherman, S.Sos mengatakan, untuk wilayah Kabupaten Jayapura ini saat ini memang dalam status waspada terhadap penyebaran penyakit hewan menular. Oleh karna itu untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Hewan Menular (HPM), pihaknya melakukan sosialisasi/pelatihan dan diagnosa penyakit hewan menular khususnya bagi penyuluh lapangan.Dikatakan, selain penyakit hoc kolera yang beberapa waktu lalu menyerang ternak babi, wilayah Kabupaten Jayapura di beberapa distrik juga sudah terindentifikasi positif ditemukan kasus flu burung yang menyerang ternak unggas.“Penyakit hewan menular ini bisa muncul sewaktu-waktu di tengah masyarakat, oleh karena itu kami perlu menyiapkan kemampuan para penyuluh lapangan ini,”ungkap Rachmat yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/7).

Menurutnya, perhatian dan penanganan terhadap penyebaran penyakit hewan menular di Kabupaten Jayapura, saat ini memang masih terfokus terhadap penyebaran virus flu burung. “Untuk penyakit flu burung ini, selain dengan melakukan bio security terhadap kandang unggas masyarakat, kami juga berupaya untuk dengan dengan cepat memotong mata rantai penyebaran flu burung ini, antara lain dengan tindakan pemusnahan,”terang Rachmat yang siang kemarin, melaksanakan sosialisasi/pelatihan dan diagnosa penyakit hewan menular bagi para penyuluh di aula lantai 1 kantor Bupati.Disinggung menyangkut perkembangan penularan flu burung di Kabupaten Jayapura, menurut Rachmat, setelah adanya kasus flu burung beberapa titik di tiga distrik beberapa waktu lalu, sampai saat ini memang belum ada laporan kasus baru tentang kematian ternak unggas yang dicurigai mati dengan gejala klinis penyakit flu burung. (tri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...