Langsung ke konten utama

Ditemukan Vaksin Demam Berdarah Pertama Kali

(ANTARA News, 7-7-2007)
Sebuah perusahaan raksasa bergerak dibidang farmasi kini hampir merampungkan upaya melakukan pengembangan vaksin demam berdarah pertama di dunia, dimana negara-negara tetangga Singapura sedang berupaya memerangi wabah demam berdarah, demikian laporan media massa Singapura Sabtu.

"Uji klinis yang melibatkan sebanyak tiga ribu orang akan dimulai pada awal tahun depan di Thailand," kata Jean Stephenne presiden direktur dari perusahaan farmasi tersebut."Kami sedang mengupayakan pembuatan vaksin demam berdarah bersama-sama pihak Angkatan laut AS yang sudah berlangsung selama kira-kira 10 tahun lamanya.

"Uji coba vaksin yang akan dilakukan di Thailand tahun depan akan merupakan bagian dari tahap kedua dari proses pembuatan vaksin tersebut."Vaksin tersebut sudah di uji cobakan kepada 500 orang di Amerika (Serikat) selama berlangsungnya tahap pertama dan terbukti aman dan efektif," kata Stephene.

Setelah uji coba di Thailand selesai dilaksanakan maka proses yang akan dilalui vaksin itu akan masuk ke tahapan berikutnya yaitu uji coba keefektifitasannya di sejumlah tempat lainnya didunia termasuk Singapura.Kasus dari penyakit yang disebarkan oleh nyamuk aedes sudah mencapai tingkat epidemik dua kali di Singapura, negara satu kota itu, sejak Juni tahun ini.Di Singapura tercatat 3.597 kasus dengan tiga kematian sejak awal tahun ini.

Curah hujan yang dikombinasikan dengan cuaca yang hangat menjadikan hal-hal yang penyebab berkembang biaknya nyamuk aedes secara cepat yang membawa dan menyebarkan demam berdarah, melewati batas negara-negara.Stepehen mengataka salah satu faktor penentu lainnya yang menyebabkan penyakit itu mudah menjalar ke daearh lain bahwa virus tersebut memiliki empat variasi.

"Kami telah menguji coba vaksin tersebut dan terbukti aman bagi mereka yang mengkonsumsi, yang berarti aman bagi anak-anak maupun orang dewasa," katanya.Perusahaan tersebut menginginkan untuk dapat menjadwalkan memasarkan vaksin tersebut ke pasar dalam waktu sekitar lima tahun kedepan.Pada saat itu diperkirakan penelitian, pengembangan hingga uji coba klinis telah menelan biaya antara 500 juta hingga 1 milyar dolar AS, demikian DPA.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM