Langsung ke konten utama

Seks Tidak Aman, Tularkan HIV/AIDS

(www.cenderawasihpos.com, Kamis 5 Juli 2007)
JAYAPURA-Penderita atau orang yang terkena HIV/AIDS tidak dapat dilihat dari penampilan dan tanda tertentu, sehingga untuk mengetahui orang positif terkena virus yang belum ada obatnya ini, hanya melalui tes darah. "Di Papua sendiri penularan virus HIV, 94 persen melalui hubungan seks yang tidak aman,"kata anggota Pokja Penanggulangan HIV/AIDS Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Didi Wiryono pada acara pencegahan dan penyuluhan bahaya HIV/AIDS di tempat kerja, di Aula Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Provinsi Papua, Rabu, (4/7), kemarin.


Menurutnya, di kota-kota besar yang ada di Indonesia, penularan HIV/AIDS banyak melalui jarum suntik yang digunakan para pecandu. Meski di Papua narkoba jenis jarum suntik sudah ada, namun penularan melalui hubungan seks tetap menjadi peringkat tertinggi. "Hindari seks sebelum menikah dan setia kepada pasangan merupakan jalan terbaik,"jelasnya.Dikatakannya, penularan HIV/AIDS melalui darah, sedangkan dalam setiap melakukan hubungan seks terjadi gesekan-gesekan yang secara tidak langsung menyebabkan luka, sehingga apabila dilakukan dengan orang terinfeksi HIV/AIDS maka virus itu dapat menular.Lanjut dia, tidak ada cara pencegahan HIV/AIDS yang paling maksimal, melainkan tergantung pada prilaku manusia itu sendiri. Untuk itu, dapat melakukannya dengan tidak berhubungan seks sama sekali atau selalu setia kepada pasangan, tidak menggunakan alat suntik atau jarum bekas dan lainnya.Sekedar diketahui, acara penyuluhan ini khusus diikuti 80 peserta pelatihan di BLKI Provinsi Papua, yaitu, jurusan mobil bensin 20 orang, jurusan mobil diesel 20 orang, jurusan las 20 orang dan jurusan las listrik 20 orang.(api)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM