Langsung ke konten utama

Sentani : Jumlah Penderita HIV/AIDS Capai 157 Kasus

(www.cenderawasihpos.com, 19 September 2007)
SENTANI - Fenomena gunung es sebagai gambaran penyebaran penyakit HIV/AIDS ini nampaknya bukan sekedar ungkapan biasa. Terbukti dengan semakin intensifnya upaya untuk pemeriksaan terhadap penderita HIV/AIDS melalui Voluntair and Conselling Test (VCT) yang dilakukan di masing-masing Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Jayapura, jumlah penderita HIV/Aids terus bertambah. Bahkan dari data Maret 2007 sebanyak 137 kasus, kini sudah bertambah lagi menjadi 157 kasus.“Dari data terakhir Juni 2007 lalu, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura bertambah lagi sebanyak 20 orang, sehingga jumlah pengidap HIV/AIDS saat ini ada sebanyak 157 orang,”ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dokter Esterlina Ayomi saat ditemui di kantor bupati, Senin (17.9) kemarin.

Dari 157 kasus yang terdata di Dinas Kesehatan ini, menurut Esterlina, 80 diantaranya adalah kasus Aids sedangkan 77 kasus lainnya adalah positif HIV. Dikatakan bahwa seiring dengan pelaksanaan program IMAAI (Integrated Managemen Adult and Adolesence Illness) yang sedang gencar-gencarnya dilakukan di tiap puskesmas, maka kemungkinan besar kasus HIV/Aids ini akan terus mengalami penambahan yang cukup signifikan. “Kasus HIV/Aids akan terus meningkat, dan dalam jangka waktu tertentu cenderung menurun,”ungkapnya.Dikatakan bahwa melalui program IMAAI ini, maka setiap orang yang mempunyai resiko tinggi tertular HIV/Aids akan diarahkan untuk mengikuti VCT di masing-masing Puskesmas. Menurutnya, saat ini di 12 puskesmas dan 1 rumah sakit di Kabupaten Jayapura ini sudah disiapkan tenaga yang menangani VCT. “Masing-masing pukesmas sudah ada satu orang manager kasus HIV/aids, dibantu tenaga konseling dan laboratorium,”jelasnya. (tri)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM