Langsung ke konten utama

Jayapura : Pemprov Bangun VCT di Sejumlah Kabupaten

(www.cenderawasihpos.com, 13 September 2007)
JAYAPURA-Meningkatnya angka kasus HIV/AIDS yang kini menembus angka 3.023, rupanya membuat Pemprov Papua melalui instansi teknis terkait terus melakukan berbagai upaya penanggulangan dan penanganan ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Salah satunya adalah dengan membangun VCT (voluntary conseling testing) di sejumlah kabupaten. Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Bagus Sukaswara kepada Cenderawasih Pos, kemarin. "Tahun 2007 ini kami akan membangun VCT di beberapa kabupaten,"ungkapnya.


Dikatakan, tujuan dibangunnya VCT di setiap kabupaten tersebut salah satunya untuk memudahkan para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) untuk mendapatkan pelayanan dan memperoleh informasi tentang pengobatannya sekaligus memberikan konseling terhadap ODHA itu sendiri. Sebab dari kenyataan yang terjadi, diketahui bahwa ODHA yang telah mendapatkan ARV (obat yang harus dikonumsi oleh ODHA untuk menekan laju pertambahan virus) tidak boleh berhenti. "Ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa VCT harus ada di setiap kabupaten,"terangnya.Tak hanya sampai di tingkat kabupaten, Pemprov juga tengah berupaya agar VCT ini ada di tingkat distrik (Puskesmas) sehingga para ODHA dengan mudah mendapatkan pelayanan. "Sebab yang kami tahu HIV ini telah ada di hampir seluruh daerah di Papua bahkan di pedalaman sekalipun," ujarnya.

Karena itu, harus diupayakan agar ODHA dengan mudah mendapatkan obat di manapun dia berada.Khusus pembangunan VCT ini, Pemprov Papua bahkan mentargetkan bahwa diakhir 2007 ini setiap kabupaten selain di rumah sakit ada 1 hingga 2 Puskesmas yang memiliki fasilitas VCT. "Diupayakan seperti itu, setiap rumah sakit di kabupaten harus memiliki fasilitas VCT dan minimal juga harus memiliki 1 sampai 2 Puskesmas yang memiliki VCT," katanya. Untuk itu, kata dr Bagus sekarang ini Pemprov Papua sedang mengupayakan untuk melatih petugas VCT di kabupaten sehingga dapat memberikan pelayanan kepada ODHA dengan sebaik-baiknya.(ta)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM