Langsung ke konten utama

Kegiatan Abatisasi dan Pemasangan Opitrap di Pelabuhan Jayapura

(Redaksi IKP, Kamis 28 Juli 2007)
Pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2007 Tim KKP Jayapura dari Seksi PRL melakukan kegiatan rutin Abatisasi dan pemasangan alat Opitrap untuk pemantauan jentik nyamuk diwilayah perimeter dan buffer di Pelabuhan laut Jayapura.

“ Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantau kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti yang ada diwilayah sekitar pelabuhan laut “, kata Kepala Seksi PRL, Bpk. Nurdin ,SKM.


Apabila kepadatan jentik nyamuk didapatkan tinggi maka dilakukan proses abatisasi. Pemberian abate merupakan upaya pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan zat kimia. Larvasida yang digunakan biasanya temephos, dalam bentuk butiran pasir atau granul. Dosis yang digunakan adalah satu ppm atau 10 gram (satu sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air.

Pada prinsipnya abatisasi dilakukan pada genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana, yang tidak kena sinar Matahari secara langsung dan tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Jenis-jenis tempat perkembanganbiakan nyamuk Aedes aegypti yang dianjurkan untuk diabatisasi adalah tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari. Misalnya, drum, tangki penampungan air, tempayan, bak mandi, bak WC, dan ember.

Staf Seksi PRL yang hadir melakukan kegiatan tersebut diantara : Ibu Yuliana Luhung, Bpk. Nataniel Sineri, Bpk Josephus Rewang, Bpk Septinus B. Mansumber, Bpk Esau Demotouw dan Bpk. Rajali AMKL.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...