Langsung ke konten utama

Info : Giliran di Kotaraja Ditemukan Flu Burung

(Cenderawasih Pos, 19 Juni 2007)
* 30 Ekor Ayam Warga Mati Berturut-turut
JAYAPURA-Kasus flu burung atau yang dikenal dengan nama virus Avian Influenza (AI) kembali ditemukan. Jika beberapa waktu lalu merebak di daerah Dok-IX Jayapura dan di Kabupaten Jayapura (Sentani), maka kasus tersebut kini giliran ditemukan di daerah Cigombong Kotaraja, tepatnya di rumah warga samping SD Kotaraja.

Setidaknya 30 ayam milik warga dinyatakan mati, secara berturut-turut sejak minggu lalu, dengan gejala-gejala mirip flu burung. Antara lain, ditemukan keluar lendir, kaki ada bercak-bercak merah, dan jenger beberapa ayam berwarana biru keungu-unguan. Dengan gejala-gejala itu, sehingga ayam-ayam tersebut, diduga karena terserang flu burung.

Untuk menindaklanjuti kasus tersebut, Senin siang kemarin sekitar pukul 11.30 WIT petugas Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Dinas Peternakan Provinsi Papua, dan pihak Dinas Pertanian Kota Jayapura mendatangi tempat kejadian.

Setelah berada di tempat kejadian, pihak petugas yang terdiri dari dua dokter hewan, yakni drh, M Nadeak dan drh,Nyoman, langsung mengambil sampel berupa kotoran unggas tersebut dari 4 ekor ayam yang sudah mati. Hasilnya, dari pemeriksaan cepat yang dilakukan oleh dua dokter hewan tersebut, ternyata ada dua uanggas diduga kuat terserang penyakit flu burung, sementara 2 ayam tidak terbukti.

Namun untuk lebih memastikan hal itu, hasil dari kotoran ayam tersebut akan dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBV) Maros Makassar, dan hasilnya akan diterima sekitar 2 minggu mendatang.

Kronologi penemuan
Asal mula ditemukannya kasus tersebut berawal ketika seorang warga bernama Kanus Pasallik, warga Samping SD Kotaraja, mendapatkan satu unggasnya mati tepatnya Senin (18/6), sekitar pukul 07.30 WIT pagi hari kemarin. Namun sebelum ayam tersebut mati, satu hari sebelum kejadian yakni Minggu (17/6), 4 ayamnya juga telah mati, sehingga saat melihat 1 ayamnya tersebut telah mati lagi, dirinya langsung curiga ayamnya terserang kasus flu burung, karena itu dirinya melaporkan ke Puskesmas Kotaraja. "Ayam saya dua hari ini, berturut-turut mati, totalnya berjumlah 5 ayam, sehingga saya langsung melaporkan ke puskesmas Kotaraja, takut terjadi apa-apa,"jelasnya.

Hal yang sama juga dialami seorang tentangganya, yakni Ibu Kusna, dimana ayamnya kurang lebih 25 ekor telah mati berturut-turut sejak minggu lalu, yakni Rabu (13/6). Ayam tersebut semuanya sudah dimusnahkan dengan cara dikubur sendiri, sedangkan 5 ayam kambali lagi mati Senin (18/6) subuh kemarin, dengan demikian total ayam yang mati di daerah tersebut berjumlah 30 ayam (data sementara dari Dinkes Kota Jayapura).

" Ayam saya sejak minggu lalu sudah mati secara berturut-turut, pikir saya hanya karena racun atau sakit biasa, sehingga saya langsung kubur saja di belakang rumah saya, ternyata setelah petugas turun dan memeriksa beberapa ekor ayam dari tetangga saya, ternyata ada dugaan kuat terserang penyakit flu burung, sehingga saya juga takut ayam saya terserang penyakit flu burung,"jelasnya.

Hasil Pemeriksaan sementara
Sementara itu menurut dokter hewan dari Dinas Peternakan Provinsi Papua, drh, M Nadeak, pihaknya sudah memeriksa kotoran dari 2 ayam, ternyata dari uji cepat tesebut menunjukkan ayam-ayam tersebut terserang penyakit flu burung, namun sebagai bahan perbandingan untuk pemeriksaan lebih lanjut di BBV Maros, pihaknya juga sudah mengambil kotoran dari 2 ayam yang lain. Sampel itu rencananya akan dikirim bersama-sama dengan 2 ayam peratam yang sudah diperiksa kotorannya, untuk diperiksa di BBV Maros.

" Kami sudah lakukan uji cepat terhadap kotoran dari 2 ekor ayam, yang telah mati, ternyata hasil tes menunjukkan gejala-gejala kuat ayam-ayam tersebut mati karena terserang penyakit flu burung,"tambahnya.Lebih jauh diterangkan, pihaknya juga akan berkordinasi dahulu dengan Kepala Dinas Peternakan Provinsi untuk meminta pesetujuannya, guna mengirim hasil kotoran hewan yang mati tersebut, untuk dilakukan pemeriksaan di Maros.Sedangkan Kasubdin P2M Dinas Kesehatan Kota Jayapura,Ny, Petronela Anitu Basik-Basik,SKM, yang juga langsung turun ke TKP, menyarankan agar warga di sekitar TKP harus berhati-hati dan lebih waspada, jika ada warga dicurigai terserang flu burung dengan ciri-ciri deman tinggi yang tidak turun-turun sampai 38 C serta sakit tenggorokan, batuk, nyeri otot, sakit kepala dan infeksi pada mata agar segera melapor ke Dinas Kesehatan Kota Jayapura, atau ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan pertolongan. Untuk pertolongan kepada warga tersebut tidak dipungut biaya.

"Untuk bisa menghindari virus ini menyebar dari ayam ke manusia, saya himbau agar warga lebih berhati-hati. Sedangkan untuk mereka yang peternak saat kontak lansung dengan unggasnya, saya sarankan agar mempergunakan masker dan sarung tangan," ajaknya.Setelah dilakukan pengambilan sampel dari ayam-ayam tersebut, petugas bersama dengan warga setempat, langsung mengumpulkan bangkai ayam-ayam tersebut dalam 1 lobang, dan selanjutnya membakarnya. Sedangkan petugas yang lain, melakukan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang milik warga setempat, serta di sekitar halaman rumah milik warga. Penyemprotan itu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi menularnya kasus tersebut.(cak)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Unjuk Bakat Dalam Rangka 17 Agustus Pelatihan Surveilans PD3I, Hotel IBIS, Pontianak

Got Talent Meramaikan HUT RI Peserta Pelatihan Surveilans PD3I Prov. Kalbar, Hotel IBIS Pontianak, 13 Agustus 2025

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...