Langsung ke konten utama

Kampanye Hari Osteoporosis Nasional 2007 : Kurangi Resiko Kalahkan Osteoporosis

(www.depkes.go.id, 2 Nopember 2007)
Menurut hasil Analisis Data Resiko Osteoporosis yang dilakukan oleh Pusat Penelitan dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia dan dipublikasikan pada tahun 2006 menyatakan 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko osteoporosis. Osteoporosis atau kekeroposan tulang adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium, yang terjadi dalam waktu lama. Osteoporosis tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas atau khusus hingga terjadinya patah tulang, sehingga sering disebut sebagai silent disease.

Demikian dr. I Nyoman Kandun, MPH, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes RI kepada wartawan dalam Press Briefing Kampanye Program Hari Osteoporosis Nasional tanggal 1 November 2007 di Jakarta. dr. I Nyoman Kandun menambahkan, "Tema kampanye HON tahun ini adalah ‘Kurangi Resiko Kalahkan Osteoporosis". Kampanye Hari Osteoporosis Nasional (HON) telah dilakukan selama enam tahun, dimulai dari tahun 2002 dimana saat itu merupakan pencanangan pertama kampanye tentang osteoporosis oleh Menteri Kesehatan. Dari tahun ke tahun kampanye HON selalu mengangkat tema-tema yang menyerukan pencegahan osteoporosis. Tema HON tahun ini yang menekankan pentingnya faktor-faktor resiko yang dapat diubah oleh seseorang supaya terhindar dari osteoporosis. Beberapa pesan utama yang ingin disampaikan, yaitu: ada 2 faktor penyebab osteoporosis, faktor primer (yang tidak dapat diubah) dan faktor sekunder (dapat diubah), faktor penyebab (risiko) osteoporsis yang dapat diubah adalah faktor makanan, seperti kurang konsumsi kalsium dan vitamin D3, konsumsi kafein dan sodium berlebihan, faktor kurang kegiatan fisik/olah raga serta kebiasaan: merokok, alkohol, obat-obatan (rematik, asma, jantung) dan kelebihan berat badan.

Menurut Dirjen P2PL Depkes, pencanangan HON merupakan bentuk kepedulian Perosi (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia), Perwatusi (Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia) dan Fonterra Brands Indonesia untuk mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai osteoporosis dan pencegahannya. Hari Osteoporosis Nasional sebenarnya jatuh pada tanggal 20 Oktober, namun selama ini program kampanye diperluas menjadi satu bulan penuh, untuk memastikan jangkauan kampanye supaya lebih intensif dan luas.

Dikatakan oleh Dr. I Nyoman Kandun, tahun ini berbagai kegiatan akan dilakukan dalam rangka menyebarkan informasi pencegahan osteoporosis kepada masyarakat, seperti pers briefing, radio talkshow, TV talkshow, seminar profesional, seminar publik, dan Puncak Peringatan HON pada tanggal 4 November 2007 di Monas. Puncak Peringatan HON tersebut, yang rencananya akan dihadiri oleh Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla, akan mengajak masyarakat berjalan kaki 10.000 langkah sebagai aktivitas fisik dengan beban, yang mudah, murah dan dapat dilakukan semua orang, sebagai upaya pencegahan osteoporosis. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan secara simbolis alat Dexa Bone Densitometer untuk diagnosa dan evaluasi pengobatan osteoporosis oleh Ibu Negara kepada tiga direktur rumah sakit, yaitu RSUP Karyadi Semarang, RSUP Sardjito Yogyakarta, dan RSUP Sanglah “ Denpasar.

Osteoporosis dapat dihindari antara lain menghindari kopi, alkohol dan sodium berlebihan, olahraga secara baik, benar, teratur, terukur (BBTT) paling tidak 30 menit 3 x seminggu. Olah raga dengan beban yang mudah, murah, dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, dimana saja dan risiko rendah adalah berjalan kaki 10.000 langkah/ hari serta mengatur pola makan yang mengandung kalsium tinggi dan vitamin D, kata I Nyoman Kandun.

Menurut dr. Nyoman, semakin meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia akan semakin meningkatkan resiko penduduk terkena osteoporosis. Selain itu, rendahnya kesadaran akan osteoporosis pada masyarakat menjadikan masalah ini cukup serius.

Ditambahkan, masyarakat perlu memahami bahwa tulang merupakan struktur penting pembentuk rangka tubuh manusia adalah jaringan hidup. Tulang selalu mengalami proses regenerasi (pembentukan dan pembongkaran). Karenanya setiap orang tidak peduli pada usia berapa, masih memiliki kesempatan untuk memiliki tulang yang lebih sehat. Yang terpenting adalah menghindarkan diri dari faktor resiko osteoporosis, ujar dr. Nyoman.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi telepon/faks: 021-5223002 atau e-mail puskom.publik@gmail.com.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...