Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

03 November 2007

5% Kematian Balita Disebabkan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(www.depkes.go.id, Jumat 2 Nopember 2007)
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita di Indonesia adalah akibat PD3I. Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi dan reduksi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I.

Salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah imunisasi. Salah satu bukti keberhasilan tersebut adalah dapat dibasminya penyakit cacar dari Indonesia pada tahun 1974.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) pada Acara Nasional Imunisasi Anak, tanggal 1 November 2007 di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Program Peningkatan Cakupan Imunisasi di Indonesia ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan didukung oleh Millenium Chalenge Corporation Indonesia-Immunization Project (MCCI-IP) yang merupakan proyek program imunisasi bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Menurut Menkes, program pembangunan kesehatan di Indonesia diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian bayi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan dunia dalam Millenium Development Goal (MDGs), dimana untuk mencapai penurunan angka kematian bayi tersebut ditandai dengan peningkatan cakupan imunisasi.
Program nasional imunisasi anak ini menargetkan peningkatan cakupan imunisasi di Indonesia menjadi 80,5% yang diukur melalui peningkatan imunisasi DPT dan campak pada bayi dan anak. Target ini akan dicapai dalam kurun waktu 24 bulan sepanjang periode 2007-2009. Untuk mencapai target tersebut diperlukan komitmen para stake holder dengan tersedianya pembiayaan yang memadai baik oleh pemerintah pusat, daerah, swasta maupun donor. Kesepakatan ini bertujuan untuk peningkatan cakupan imunisasi rutin untuk anak Indonesia, ujar Menkes.

Menkes menambahkan, MCCI-IP membantu Indonesia dalam meningkatkan cakupan imunisasi di 7 Propinsi terpilih yaitu: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan meliputi 63 Kabupaten/Kota. Propinsi ini dipilih berdasarkan populasi anak terbesar dengan cakupan imunisasi rendah. Sasaran dari pemilihan wilayah MCCI-IP sejumlah 4.725.470 anak, dengan dukungan dana sejumlah 20 Juta USD selama dua tahun (2007-2009) terhitung mulai bulan April 2007 sampai Maret 2009. MCCI-IP akan mengembangkan solusi yang kreatif dan inovatif dalam meningkatkan cakupan imunisasi menuju tingkat yang lebih baik, tentunya dengan dukungan pemerintah, sektor swasta dan mitra-mitra lainnya di Indonesia.

Tujuan kegiatan ini yaitu membangun lingkungan yang lebih kondusif bagi penyelenggaraan program Peningkatan Cakupan Imunisasi, membangun komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan terhadap Program Peningkatan Cakupan Imunisasi, lebih memasyarakatkan Program Peningkatan Cakupan Imunisasi sebagai salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat secara lebih luas dalam rangka pencapaian visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya untuk menurunkan angka kematian bayi, kata Menkes.

Menkes mengharapkan, kedepan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien, antara lain bidang penemuan vaksin baru, menggabungkan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3
Staf KKP Kelas II Jayapura Photo Bersama Setelah Kegiatan