Langsung ke konten utama

Jumlah Kasus HIV/AIDS di Papua Capai 3.434 Penderita

(www.cenderawasihpos.com, Senin 26 Nopember 2007)
SENTANI - Wakil Gubernur Alex Hesegem, SE mengungkapkan jumlah kasus HIV/AIDS di Provinsi Papua ini terus mengalami peningkatan. Bahkan dari data terakhir KPAD Provinsi Papua, pada September 2007 lalu, jumlahnya sudah menembus lebih dari 3.434 penderita. “Sebagai orang Papua kita malu berada di peringkat pertama dari sesuatu yang tidak baik. Oleh karena itu, upaya yang kita lakukan tidak hanya sekedar mencegah, perlu upaya lain yang lebih tegas untuk memberantas penyebarannya,” tegas Wagub Alex Hesegem saat membuka seminar sehari dalam rangka hari AIDS Se-Dunia di Hotel Sentani Indah, Sabtu (24/11) kemarin.Menurut Wagub Hesegem, persoalan dunia yang menjadi ancaman serius sehingga butuh penanganan yang tegas ini, selain ancaman kerusakan lapisan Ozon adalah penyebaran HIV/Aids yang semakin lus. OLeh karena itu, Wagub Hesegem mengatakan bahwa upaya pencegahan ini, paling efektif adalah dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman dari masyarakat Papua terhadap ancaman penularan HIV/AIDS ini.

Sementara itu, terkait dengan adanya mobilisasi masyarakat dari PNG ke Indonesia maupun sebaliknya, yang juga rawan terhadap meluasnya penyebaran HIV/AIDS. Menurut Wagub, upaya untuk karantina melalui pos pelayanan kesehatan ini memang sudah dibicarakan dlam rapat-rapat pertemuan antaran Indonesia dan PNG. Sebab, selain masalah HIV/AIDS ini juga ada kekhawatiran penyebaran flu burung.Diakui bahwa ada sejumlah warga PNG yang keluar masuk ke wilayah Indonesia, aktifitas di kota Jayapura ini tidak menutup kemungkinan termasuk “belanja” seks. Namun sejauh ini, lanjut Wagub Hesegem, belum ada laporan yang menyebutkan peningkatan kasus HIV/Aids ini akibat aktifitas masyarakat PNG yang masuk ke Indonesia khususnya di Jayapura.(tri)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM