Langsung ke konten utama

Di Biak, Kasus Frambusia Banyak Menimpa Anak Sekolah

(www.cenderawasihpos.com, Selasa 06 Nopember 2007)
BIAK-Kasus Frambusia sejenis penyakit kulit berupa luka lama yang tidak sembuh dan bentuknya menyerupai bunga kol dan apabila ditekan tidak sakit, banyak ditemukan pada anak usia sekolah utamanya yang duduk di bangku sekolah dasar. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor pada 6 sekolah dasar di Pulau Numfor ditemukan 44 orang anak menderita frambusia.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor Drs.Sefnath Korwa, MS didampingi Kasi Penelitian, Laboratorium dan Penanggulangan KLB, Ruslan, S.Sos, S.Km mengatakan, meskipun penyakit frambusia ini tidak masuk dalam kategori 10 penyakit yang banyak diderita masyarakat, namun penyebaran penyakit ini cukup mengkhawatirkan. Selain di Pulau Numfor, beberapa daerah yang mengalami kesulitan air bersih, disinyalir juga banyak terdapat kasus frambusia.”Kasus frambusia ini masih cukup tinggi meskipun tidak masuk kategori 10 penyakit yang banyak diderita masyarakat setiap tahun. Dari hasil pemeriksanayang kami lakukan di Pulau Numfor pada awal Oktober di 6 sekolah kami menemukan 44 anak menderita frambusia dan kami telah melakukan pengeobatan,”ungkapnya.Munculnya penyakit frambusia tidak terlepas dari masalah kebersihan lingkungan dan pribadi.

Penyakit tersebut biasanya menyerang anak-anak yang kurang memperhatikan masalah kebersihan diri. Selain factor kebersihan diri, keterbatasan air bersih juga merupakan factor pendukung munculnya kasus frambusia tersebut.”Penyakit ini biasanya menimpa anak yang tidak memperhatikan masalah kebersihan diri, misalnya dengan mandi dua kali sehari dengan zzmenggunakan sabun,”tambahnya. Ditambahkan, upaya penanggulangan penyakit frambusia menurut Sefnath Korwa masih akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor dan menurut rencana Rabu (7/11) akan dilakukan pemeriksaan di beberapa kampung yang da di Distrik Biak Utara dan Distrik Warsa.(nat)

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...