Langsung ke konten utama

BPOM Temukan Dendeng dan Abon Mengandung Babi

(www.depkes.go.id, 18-04-2009)
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib mengumumkan lima dendeng dan abon sapi yang mengandung DNA babi. Dari kelima produk itu, tiga produk tidak diketahui produsennya atau fiktif dan satu produk terpasang lebel halal.

Lima produk yang mengandung DNA babi itu adalah, Dendeng Abon Sapi Gurih Cap Kepala Sapi 250 gram prodesennya tidak diketahui, Abon Dendeng Sapi cap Limas 100 gram diproduksi Langgeng Salatiga yang ternyata adalah produsen fiktif, Abon Dendeng Sapi Asli cap ACC produsen tidak diketahui, Dendeng sapi Istimewa Beef Jerky Lezaaat 100 gram diproduksi MDC Food Surabaya, dan Dendeng Sapi Istimewa no 1 cap 999 250 gram diproduksi oleh S. Handropurnomo Malang.Temuan dendeng sapi mengandung DNA babi ini diketahui setelah dilakukan uji sampling dan pengujian atas 35 merek dendeng dan abon sapi yang terdiri dari 15 dendeng dan 20 abon. Pengujian dilakukan dengan menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction). Dendeng sapi tersebut adalah hasil olahan pangan industri rumah tangga (PIRT) yang izin edarnya dikeluarkan pemerintah daerah setempat.

Dari hasil pengujian ditemukan 5 merek dendeng positif DNA babi. “Itu positif mengandung daging babi dan daging celeng," ujar Kepala Pengawasan Obat dan Makan, saat jumpa pers di Kantor BPOM Jakarta, Kamis, 16 April 2009.


Dr. Husniah menambahkan, kelima merek dendeng dan abon daging babi tersebut dikemas dan ditulis sebagai daging sapi. Bahkan ada cap halalnya.


"Konsumen agak sulit membedakannya. Kalau perbedaannya, daging babi seratnya tidak terlihat, tetapi kalau daging celeng seratnya tidak beda dengan daging sapi hanya harga daging celeng lebih murah. Dendeng dari daging celeng dijual Rp 18 ribu per kg, jauh lebih murah dari daging sapi asli," jelasnya.


BPOM menemukan berbagai produk tersebut dari berbagai kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Semarang dan Jambi.

Dengan ditemukannya produk-produk tersebut, Kepala BPOM mengiintruksikan Balai POM setempat untuk segera menarik produk tersebut," ujarnya lagi. Untuk pemusnahan produk makanan yang mengandung babi tersebut, Badan POM menyerahkan langsung kepada pemerintah daerah setempat.

“Untuk melindungi masyarakat dari produk tersebut, BPOM telah telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Bagi Masyarakat yang menemukan produk tersebut, dapat memberikan informasi melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen dengan nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau email ke ulkp@pom.go.id dan ilpkdabanpom@yahoo.com,” tambah Husniah.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM