Langsung ke konten utama

Waspadai Kusta Sedini Mungkin !

(www.kompas.com, 03-03-2009)
JAKARTA, SELASA - Bila Anda menemukan bulatan putih seperti panu di bagian tubuh tertentu, tidak gatal, tidak sakit bila ditusuk, segera waspadai. Kemungkinan besar Anda menderita kusta.

Dr. JP Handoko Soewarno dari Rumah Sakit Sitanala, Tangerang menganjurkan agar mereka yang menemukan gejala ini segera berobat ke dokter.

"Gejala-gejala awal warna putih, bila di tusuk jarum, di bakar tanpa rasa. Maka waspadalah, kemungkinan ini adalah Kusta. Segera lakukan pengobatan dini," papar Handoko di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (3/3).

Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan, segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit. Dokter akan memastikan apakah ini kusta kering atau basah. Apabila tergolong basah, penderita wajib mengonsumsi obat MDT (Multy Drug Therapi) selama 12 bulan. Sebaliknya, untuk kusta kering, perlu rawat jalan selama 6 bulan.

"Artinya dalam 12 bulan, pasien wajib datang sebulan sekali untuk kontrol dan minum obat langsung di depan dokter selama setahun. Serupa juga dengan kusta kering, yang wajib datang sebulan sekali selama 6 bulan," tegasnya.

Kenapa harus minum obat di depan dokter? Karena, lanjut Handoko, terkadang pasien bandel. "Bilang sudah minum ternyata tidak," katanya.

Meski begitu, pengobatan ini belum menjamin apakah kusta akan menghilang, karena masa inkubasinya 10 tahun. "Maka diperlukan pengobatan berkelanjutan hingga bakteri kusta hilang, dan tidak ada kemungkinan kambuh kembali," jelas Handoko.

Selain itu Handoko menegaskan agar penderita tidak khawatir dengan harga obat. MDT gratis asal menunjukkan dirinya mengidap kusta. "Obat ini disubsidi langsung oleh WHO," terangnya.

Handoko menjelaskan, penyakit kusta pada umumnya menyerang seseorang di umur 10 - 15 tahun. Bila di atas usia 20 tahun tidak ditemui gejala, maka Anda bebas kusta, kata Handoko.

Untuk meminimalisir kemungkinan terkena penyakit kusta, Handoko menghimbau agar kita menjaga keseimbangan gizi. Dari penelitian, gizi buruk berperan penting sebagai faktor risiko seseorang terkena kusta, meski penyebab utama kusta bakteri Mycobacterium Leprae.
C2-09

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...