Langsung ke konten utama

Aktivitas Fisik dan Diet Seimbang Mencegah Kanker

(www.depkes.go.id, 16-03-2009)
Hari Minggu, 15 Maret 2009 Menkes Dr. dr. Siti Fadillah Supari, Sp JP(K) membuka sepeda gembira (fun bike) untk anak-anak usia sekolah (SD, SMP, dan SMA) dan undangan lain berjumlah 1.000 orang. Kegiatan dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2009 dengan tema “Ayo aktif bergerak, bermain dan makan makanan bergizi untuk mencegah kanker”. Sepeda gembira dimulai dari halaman Depkes Jl. HR Rasuna Said Kuningan-Jakarta-Jl. Prof Satrio-Mega Kuningan-Jl. Denpasar dan kembali ke Depkes.

Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari. Sebelumnya, pada tanggal 18 Februari 2009 dilaksanakan juga seminar bagi anak-anak SD dan SMP untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat untuk mencegah kanker di Aula Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan - Jakarta.

Peringatan Hari Kanker Sedunia dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia untuk melakukan berbagai upaya pengendalian kanker, untuk meminimalisasi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kanker di seluruh dunia yang semakin meningkat.

Menkes dalam sambutan yang dibacakan oleh Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI menyatakan kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor risiko, seperti merokok, diet yang tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stress.

Berdasarkan estimasi WHO, faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbangkan 30% risiko terjadinya penyakit kanker. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3%, dengan prevalensi pada laki-laki 13,9%, sedangkan pada perempuan 23,8%. Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%, yang hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.

Menkes mengatakan bahwa, berdasarkan SKRT tahun 2001 penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 5 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler, infeksi pernafasan dan pencernaan. Dengan peningkatan kasus kematian penyakit kanker dari 3,4 % pada tahun 1980 menjadi 6 % pada tahun 2001. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk, dan kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan Diabetes Mellitus, ujar Menkes (11,07%), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (8,12%), Limfoma non Hodgkin (6,77%), dan Leukimia (5,93%). Leukimia merupakan kanker yang sering terjadi pada anak.

Sementara itu berdasarkan data registrasi kanker berbasis rumah sakit di DKI Jakarta tahun 2005, kanker pada anak usia 0-17 tahun terbanyak adalah leukemia (33,7%), neuroblastoma (7%), retinoblastoma (5,3%), osteosarcoma (4,8%), dan Lyphoma Non Hodgkin (4,8%). Kanker pada anak merupakan 4,9% dari kanker pada semua usia. Kanker pada anak lebih banyak menyerang laki-laki (53,5%) daripada perempuan (46,5%), kata Menkes.

Upaya pengendalian penyakit kanker di Indonesia telah banyak dilaksanakan oleh Depkes dan pihak-pihak lain di luar pemerintah, seperti Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP), Proyek Female Cancer Control (FcP), Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI), dan lain-lain.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

PENGEPAKAN SPESIMEN KASUS DIFTERI

Kasus Difteri sangat berbahaya karena selain severity (berat gejala) kasus difteri ini, penyakit ini juga sangat menular. Untuk mengkonfirmasi suatu kasus difteri perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium di laboratorium rujukan nasional. Untuk itu petugas kesehatan perlu tahu dengan benar teknik pengepakan specimen difteri agar specimen difteri ini aman di dalam transportasi hingga tiba di laboratorium rujukan nasional. https://www.youtube.com/watch?v=_elxZLjiNkM