Langsung ke konten utama

Menkes Resmikan Bank Darah Tali Pusat Cordlife Indonesia

(www.depkes.go.id, 5 Oktober 2007)
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) tanggal 30 September 2007 di Jakarta, meresmikan Bank Darah Tali Pusat yang pertama di Indonesia. Bank Tali Pusat ini merupakan fasilitas pemrosesan dan penyimpanan darah tali pusat yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Laboratorium yang terletak Jl. Ahmad Yani No. 2, Polumas Jakarta ini dimiliki dan dijalankan oleh CordLife Indonesia, sebuah perusahaan joint venture (patungan) antara CordLife Ltd Singapura dan PT Kalbe Farma Tbk.
Hadir dalam acara tersebut, Ashok Kumar Mirpuri- Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Johannes Setijono - CEO Kalbe Farma dan Steven Fang - CEO Group Cordlife.Menkes dalam sambutannya menyatakan, saat ini salah satu teknologi maju yang berkembang di Indonesia adalah terapi stem cell (sel induk) yang merupakan respons atas kemajuan teknologi stem cell dunia. Seperti diketahui, stem cell sedang dikembangkan sebagai salah satu alternatif terapi untuk berbagai penyakit, seperti thalasemia, diabetes melitus, stroke, infark miokardium dan gangren diabetes. Diyakini beberapa penyakit genetik tersebut bisa diatasi dengan terapi stem cell ini. “Sel-sel induk itu bisa menjadi obat, dan bisa menjadi solusi bila dalam keluarga tersebut mengidap penyakit yang tidak bisa diobati dengan obat saat ini, ujar Menkes.


Menurut Menkes, saat ini di beberapa sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan terutama di RS Pendidikan antara lain RS Cipto Mangunkusumo dan RS Kanker Dharmais menyediakan pelayanan terapi stem cell. Pelayanan meliputi proses persiapan calon donor, pengambilan atau transplantasi stem cell dari darah tali pusat, sum-sum tulang maupun dari organ tubuh lain, penyimpanan sampai penggunaan stem cell.

Untuk melindungi keamanan dan keselamatan masyarakat, pemerintah perlu mengatur setiap pelayanan dan pemanfaatannya dengan standar yang sesuai Evidence Based Medicine dan regulasi setiap kebijakan. Sehingga masyarakat berada dalam pihak yang tidak dirugikan. Apalagi penyimpanan darah tali pusat sampai melakukan terapi maupun transplantasi menyangkut berbagai aspek antara lain etikolegal, sosial, ekonomi dan sebagainya, kata Menkes.

Menkes berharap setiap unit yang mempunyai layanan bank darah tali pusat harus mengikat kerjasama dengan RS Pendidikan setempat yang ditunjuk oleh pemerintah, untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan yang aman bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan nantinya dapat mengembangkan terapi stem cell dengan lebih baik.

Pada kesempatan yang sama Sie Djohan, Vice President Director CordLife Indonesia menyatakan, biaya penyimpanan darah tali pusat di Bank Darah Tali Pusat CordLife Indonesia relatif murah jika dibandingkan dengan biaya penyimpanan di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. “ Biaya pengambilan, pemrosesan dan penyimpanan selama tahun pertama sebesar Rp 9,5 juta dan biaya penyimpanan selanjutnya Rp 1,25 juta per tahun. Di Singapura, biaya penyimpanan tahun pertama 2.000 dolar Singapura (Rp 12 juta) dan biaya penyimpanan per tahun 250 dolar Singapura (Rp 1,5 juta).

Fasilitas CordLife Indonesia mampu menyimpan 30.000 unit darah tali pusat akan segera bergabung dengan jaringan laboratorium CordLife Internasional yang telah berdiri di Hong Kong, Singapura, dan Sydney, Australia. Sel darah dilindungi dengan teknologi canggih dan memiliki prosedur operasional serta pengamanan yang tinggi. Termasuk pencegahan dari banjir dan listrik padam Darah tali pusat, disimpan pada suhu minus 162 derajat celcius, sehingga tahan sampai waktu tak terhingga.
Di Singapura, sel darah induk yang disimpan mencapai sekitar 12 persen dari angka kelahiran. Indonesia memiliki potensi pasar yang besar karena angka kelahiran mencapai 5 juta per tahun, kata Sie Djohan.

"Orang tua bisa menyimpan darah tali pusat anak-anak mereka sebagai investasi biologis yang pada masa depan bisa dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit dengan terapi sel induk ", ujar Johannes Setijono, Direktur Utama PT Kalbe Farma menambahkan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/ faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...