Langsung ke konten utama

Pelantikan Pejabat Eselon III & IV di Lingkungan Ditjen PP dan PL



Selasa, 2 Februari 2010 Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPdan PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H melantik pejabat Eselon III dan Eselon IV di di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Acara Pelantikan yang dilaksanakan di Gedung D Lantai 4 Ditjen PP&PL merupakan rangkaian dari pelantikan pejabat struktural eselon I, II, yang telah dilaksanakan beberapa waktu sebelumnya dan bertujuan untuk mengisi kekosongan pejabat struktural eselon III dan eselon IV, yang pejabat nya telah memasuki usia pensiun atau mutasi serta dipromosikan menjadi pejabat eselon III bagi pejabat eselon IVdan Untuk menghindari potensi stagnasi dan kesenjangan operasional dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan publik agar tetap berjalan, sebagaimana mestinya.

Disamping itu, pelantikan pejabat struktural eselon III dan eselon IV dilingkungan Direktorat Jenderal PP & PL ini adalah untuk pemantapan organisasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan, artinya dengan pengisian jabatan struktural eselon III dan eselon IV, maka seluruh jabatan struktural eselon I, II, III, dan IV dilingkungan Direktorat Jenderal PP & PL sudah secara lengkap terisi, dan secara totalitas roda organisasi Direktorat Jenderal PP & PL sudah siap beroperasi dalam kapasitas lengkap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Dalam pidato sambutannya, Dirjen PP dan PL menyampaikan bahwa Pengembangan karier pegawai tidak dilakukan semata-mata untuk kepentingan pegawai yang bersangkutan, melainkan lebih diutamakan untuk melakukan pembenahan dan pemantapan organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan tugas dan pelayanan umum. Dalam konteks ini, mutasi pejabat harus dimaknai sebagai suatu penugasan, dan secara lebih bijak merupakan suatu amanah. Setiap perpindahan tugas dan area kerja akan memperkaya pengalaman setiap pegawai dalam mengadaptasi lingkungan strategis yang berubah sedemikian cepat menyesuaikan perubahan zaman dan dapat menjadi potensi pengkayaan dan pembinaan karier.

Pembinaan karier harus selalu dilihat sebagai salah satu tujuan dari keseluruhan kebijakan pemantapan organisasi dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi. Pada skala kecil sekalipun, kontribusi terhadap kemajuan organisasi Kementerian Kesehatan sangat dibutuhkan, Peran Direktorat Jenderal PP & PL sangat strategis, yaitu melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian Kesehatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepegawaian, ketatalaksanaan, perlengkapan, keuangan, dokumentasi, hukum dan perundang-undangan, data dan informasi serta hubungan antar lembaga dan masyarakat.

Acara pelantikan terhadap 99 Pejabat struktural Eselon III dan Eselon IV dengan perincian : 38 orang (38,38%) berasal dari Pusat Ditjen PP & PL, 58 orang (58,59 %) dari UPT Ditjen PP & PL serta 3 orang (3,03%) berasal dari luar Ditjen PP & PL berjalan lancar meskipun ada 2 orang yang berhalangan hadir karena sakit dan sedang menjalankan tugas Negara.

Diakhir sambutannya, Dirjen PP dan PL berpesan kepada pejabat yang dilantik untuk mampu menjaga dan dapat membedakan antara tugas-tugas yang menjadi konsumsi publik dengan tugas-tugas yang perlu dirahasiakan, karena apabila kita tidak bisa membedakan tugas-tugas secara cermat, maka kredibilitas Kementerian Kesehatan akan tercoreng oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan sepihak. Disamping itu juga, dalam memanfaatkan anggaran, agar pengelolaannya harus ekstra hati-hati, dan dikelola sesuai dengan pendekatan kinerja masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan, serta jangan sampai terjadi pembiasan penggunaan anggaran yang mengakibatkan in-efisiensi.

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Penggunaan Alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890

(KKP Jayapura, 23 April 2007) Pada tanggal 19 april dan 20 April 2007, diadakan Pelatihan penggunaan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890, yang diselengarakan oleh KKP Manokwari, di kota Manokwari – Irian Jaya Barat. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar orang laboratorium dapat dan mampu mengoperasikan alat Portable Datalogging Colorimeter Hach Model DR/820 – DR/850 – DR/890 secara baik dan benar. Dari Tim KKP Jayapura, diwakili oleh Ibu Manita Tana, Amd AK, sebagai penanggung jawab Laboratorium KKP Jayapura. Menurut beliau kegunaan alat ini adalah untuk proses pemeriksaan air secara kimiawi dan bakteriologis, agar kualitas air yang diuji dapat diketahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Kelebihan alat tersebut adalah dapat disambungkan dengan perangkat komputer, dimana mempunyai kemampuan menyimpan data analisa, RS-232 output, dan lainnya. Sehingga dengan demikian DR/800 dapat dipakai utk analisa dilapangan dan kemudian data analisa yang didapatkan d...

Info : 2-5 % Penduduk Indonesia Menderita Asma

( www.depkes.go.id , Selasa 01 Mei 2007) Menurut WHO, sebanyak 100 hingga 150 juta penduduk dunia adalah penyandang Asma. Jumlah ini terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunnya. Di Indonesia prevalensi Asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita Asma. Penyakit Asma dapat mengenai segala usia dan jenis kelamin. Pada anak-anak, penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan pada usia dewasa terjadi sebaliknya. Sementara angka kejadian Asma pada anak dan bayi lebih tinggi daripada orang dewasa. Asma pada anak dapat mempengaruhi masa pertumbuhan, tergantung dari klasifikasi berat ringan episodenya. Anak dengan Asma yang sering kambuh, dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar yang merupakan dasar terjadinya lost generation. Dari penelitian pada anak sekolah usia 13 – 14 tahun, diketahui prevalensi Asma sebesar 2,1% pada tahun 1995. Jumlah ini meningkat menjadi 5,2% pada tahun 2003. Sementara hasil survei di Med...

Info : Mengenal Kota Jayapura

(sumber: http://www.kompas.co.id ) UNIK dan menarik. Dua kata itu tepat untuk menyebut kota yang terletak di paling ujung kawasan timur Indonesia. Selain letaknya berbatasan dengan Papua Niugini dan topografi yang berbukit-bukit, kota ini pun berganti nama sebanyak empat kali sebelum menjadi Jayapura. SEBELUM perang dunia II, saat Belanda mendarat di bumi Papua, Jayapura diberi nama "Hollandia", yang berarti daerah berbukitbukit dan berteluk. Saat itu daerah ini ditunjuk sebagai ibu kota "Dutch New Guinea". Setelah definitif kembali ke Indonesia pada 1 Mei 1963, sejak saat itu nama "Hollandia" menjadi "Kota Baru" (1963-1969), lalu "Sukarnopura" (1969-1975), dan akhirnya "Jayapura". Berada di Jayapura yang terletak di bibir Teluk Yos Sudarso dan Teluk Yotefa akan disuguhkan pemandangan indah panorama alam yang berbukit-bukit serta hamparan lautan Pasifik berair biru jernih. Kekayaan alam yang demikian indah itu menawarkan obyek...