Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

30 September 2009

Video Online : Posko Kesehatan Simpatik Lebaran 2009 di Bandara Sentani Jayapura

Indonesia – Amerika Serikat Sepakati Kerangka Baru Kerja Sama Bidang Kesehatan



(www.depkes.go.id, 30-09-2009)
Washington D.C., 15 September 2009 – Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp.Jp(K) dan Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Kema-nusiaan AS Kathleen Sebelius hari ini menyepakati kerjasama di bidang kesehatan dan pembentukan sebuah Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia-Amerika Serikat (Indonesia-United State Center for Biomedical and Public Health Research).

Kesepakatan bersejarah ini diraih pada pertemuan antara Menkes Siti Fadilah dengan Menteri Kathleen Sebelius dan delegasi masing-masing negara di kantor Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS di Washington, D.C. Delegasi Departemen Kesehatan RI yang dipimpin Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari beranggotakan diplomat senior, Dr. Makarim Wibisono, Direktur Jenderal P2PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Prof. Dr. Agus Purwadianto, S.H, M.Si, Sp.F(K), dan Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Kesehatan Publik, Dr. Widjaja Lukito, Ph.D., Sp. G.K.

Pertemuan tersebut adalah sebuah langkah maju menuju terwujudnya kolaborasi antar Departemen Kesehatan RI dan AS yang menjadi elemen penting untuk meningkatkan pertukaran ilmiah, transfer teknologi, pengembangan sumber daya manusia, program riset dan kesehatan publik yang lebih intensif terhadap penyakit-penyakit yang menjadi prioritas utama dunia.

“Departemen Kesehatan RI dan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS berencana untuk meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan dalam kerangka sebuah kemitraan yang menyeluruh antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat. Kerangka kerja sama baru ini akan fokus pada riset dan program pelatihan dasar klinis dan kesehatan publik. Kami berharap adanya perbaikan dan perluasan aset riset biomedis dan kesehatan publik antar kedua negara dan di tingkat regional dengan kepemimpinan dan keterlibatan para ilmuwan sipil kedua negara,” demikian pernyataan bersama Menteri Siti Fadilah dan Menteri Kathleen Sebelius.

Lebih lanjut, pernyataan bersama ini menyebutkan kedua pihak telah sepakat untuk membentuk Pusat Riset Biomedis dan Kesehatan Publik Indonesia – Amerika Serikat yang baru dan akan dikelola oleh para ilmuwan sipil kedua negara.

Kerangka baru kerja sama ini mengawali sejarah baru kerja sama di bidang kesehatan antar kedua negara yang sebelumnya dilaksanakan antara Departemen Kesehatan dan Angkatan Laut AS.

Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa “Kedua negara berharap kerja sama ini dapat bermanfaat dan berlangsung jangka panjang dengan mengedepankan prinsip saling hormat-menghormati dan transparansi.”

Untuk menindaklanjuti kemitraan ini, kedua negara berencana untuk mengadakan Pertemuan Pejabat Senior Pemerintahan setiap tahun dan konsultasi tingkat menteri secara berkala.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id

Australia Mulai Vaksinasi Massal Flu Babi

(www.antara.co.id)
Brisbane, (ANTARA News) -
Langkah Australia menangani pandemi Flu A H1N1 yang telah menewaskan 180 orang di negara itu, Rabu, memasuki era baru dengan dimulainya program vaksinasi massal kepada para warga yang dianggap rentan terhadap serangan flu babi ini.

Program vaksinasi massal yang menurut laporan media setempat diberikan secara gratis kepada setiap warga Australia berusia 10 tahun ke atas itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil uji coba pemakaian vaksin Flu A H1N1 produksi perusahaan bioteknologi, CSL, kepada 240 orang warga di Adelaide, 22 Juli lalu.

Menurut Kementerian Kesehatan Australia, tujuh sasaran utama program vaksinasi Flu A H1N1 adalah ibu hamil, pengasuh bayi berusia enam bulan, dan warga yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, asma, paru-paru, kanker, diabetes, gagal ginjal, dan penyakit yang berhubungan dengan syaraf. Selain itu, yang termasuk kelompok rentan adalah warga Australia yang menderita obesitas akut, warga pribumi, petugas kesehatan, dan pekerja sosial di masyarakat.

Berdasarkan data terkini Kementerian Kesehatan Australia, sejak flu babi dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai ancaman serius April lalu, total jumlah kasus terkonfirmasi Flu A H1N1 di Australia tercatat 36.605 orang. Sebanyak 180 orang di antaranya meninggal dunia. Dari 180 orang korban meninggal dunia, itu sebanyak empat orang di antaranya adalah ibu hamil dan 24 orang lainnya merupakan warga pribumi Australia.

Mereka tersebar di delapan negara bagian dan teritori yang ada di negara benua berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa itu.Kementerian Kesehatan Australia mencatat New South Wales sebagai negara bagian dengan angka kematian flu babi yang tertinggi, yakni 49 orang, disusul Queensland (40), Australia Barat (26), Australia Selatan (26), Victoria (24), Tasmania (7), Northern Territory (6) dan Australian Capital Territory (2).

Video Online : Posko Kesehatan Simpatik Lebaran 2009 di Pelabuhan Laut Jayapura

29 September 2009

7 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Hepatitis C

(www.kompas.com, 29-09-2009)
JAKARTA, KOMPAS.COM
Jumlah penduduk Indonesia yang terkena virus hepatitis C mencapai 6-7 juta orang yang tersebar di 21 provinsi. Mayoritas penderita adalah laki-laki dalam usia produktif.

Demikian menurut data yang dipublikasikan Pendataan Hepatitis C Nasional yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dan PT Roche Indonesia. Infeksi virus hepatitis C merupakan satu dari 10 penyebab kematian terbesar.

Dalam jangka panjang, infeksi virus ini bisa berlanjut menjadi sirosis dan berakhir sebagai kanker hati. Kenyataan di lapangan menunjukkan sebaran penularan dan besaran jumlah penderita infeksi virus hepatitis C belum diketahui secara pasti. Data yang dihimpun dalam Progam Pendataan Hepatitis C pun belum menunjukkan prevalensi sesungguhnya.

"Data ini memang belum menggambarkan permasalah dasar karena hanya mengukur positif rate berdasarkan pemeriksaan laboratorium," kata dr.Andi Muhadir, MPH, Direktorat Sepim Kesma, Departemen Kesehatan.

Program pendataan yang berjalan sejak tahun 2007 ini melibatkan 21 provinsi yang terdiri dari 123 unit pelapor, yakni rumah sakit swasta dan pemerintah yang dipilih, laboratorium, serta unit transfusi darah PMI. Setiap unit pelapor wajib mengumpulkan data setiap kali ada pasien yang dinyatakan positif terinfeksi hepatitis C berdasarkan pemeriksaan tes anti HCV.

Seluruh pelaporan berbasis internet sehingga data lebih akurat dan dapat langsung terintregasi ke dalam data nasional. "Yang terpenting hanya jumlah datanya tapi bagaimana menyikapi data tersebut lewat tindakan bersifat preventif," kata Andi.
Senada dengan Andi, Dr. Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH, ketua perhimpunan peneliti hati Indonesia, mengatakan pencegahan memang cara terbaik untuk menanggulangi hepatitis C. Terlebih penyakit ini tergolong dalam silent disease yang seringkali tanpa gejala.

"Kebanyakan pasien tak sadar dalam dirinya sudah ada virus hepatitis C. Mereka baru berobat setelah penyakitnya menahun dan sudah menjadi kronis," ujarnya. Apalagi hepatitis C yang kronik dan sudah menjadi sirosis umumnya sulit disembuhkan dan banyak menyebabkan kematian.

25 September 2009

Posko Pelayanan Kesehatan Simpatik Lebaran 1430 H di Pelabuhan Laut Jayapura


(www.kkpjayapura.or.id, 25-09-2009)
Pada tanggal 18 dan 21 September 2009, telah dilaksanakan Posko Pelayanan Kesehatan Simpatik Lebaran 1430 H di daerah Pelabuhan Laut Jayapura. Posko Pelayanan Kesehatan ini diberikan secara gratis kepada para penumpang kapal laut yang baru turun yang membutuhkan bantuan dan layanan kesehatan.


Posko layanan kesehatan ini juga diberikan kepada mitra kerja, dinas terkait, para buruh kapal dan warga sekitar yang membutuhkan bantuan serta konsultasi masalah kesehatan.

14 September 2009

Tiga Penyakit Mewabah di Papua Nugini Tewaskan 120 Orang


Pihak berwenang Papua Nugini sedang memerangi wabah penyakit flu, disentri dan kolera yang datang bersamaan dan telah menewaskan sekitar 120 orang. Penyakit itu menyerang ribuan orang yang hidup di pemukiman terpencil di sebelah Utara ibukota, Port Moresby.

Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat. Klinik-klinik telah dibangun dalam tenda-tenda di daerah Lae untuk menampung lonjakan jumlah pasien.

Namun, transportasi yang buruk dan kondisi geografis yang terpencil memperlambat upaya melakukan pemantauan penyebaran berbagai penyakit infeksi itu.

Para pejabat kesehatan khawatir situasi akan memburuk. Mereka mengatakan telah mendirikan pos komando di zona wabah untuk memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap wabah tersebut.

12 September 2009

Survei Jentik Nyamuk di Wilker Wamena



Dalam rangka pencegahan penyakit malaria, Wilker Bandara Wamena khususnya Sie. PRL melaksanakan survei jentik nyamuk khususnya nyamuk Anopheles,sp secara rutin untuk mengetahui indeks jentik nyamuk anopheles untuk kemudian dilakukan tindakan.
Selain itu dilakukan pula Survei Jentik Aedes aegypti Dalam rangka pencegahan penyakit DBD pada bangunan maupun kontainer yang terdapat pada daerah perimeter dan buffer. (www.kkpjayapura.or.id, 10-09-2009)

03 September 2009

KUNJUNGAN DIREKTUR SEPIM KESMA KE KKP KELAS II JAYAPURA


(www.kkpajayapura.or.id, 03-09-2009)
Hari Ini Direktur Sepim Kesma Bapak dr. H. Andi Muhadir, MPH berkunjung ke KKP Kelas II Jayapura dalam rangka menghadiri pertemuan Save Papua yang dilaksanakan oleh Dinkes Provinsi Papua.

Dalam sambutannya bapak direktur menegaskan bahwa KKP Jayapura adalah lokasi yang strategis karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga yaitu Papua New Gueine (PNG) , sehingga KKP Jayapura harus meningkatkan performance sebagai individu ataupun sebagai PNS Depkes dengan cara meningkatkan Knowledge, Attitude and Practice.
Peningkatan itu dapat dilakukan baik secara Learn to doing maupun pendidikan Formal. Staf KKP juga harus memilki sikap tegas dan disiplin agar disegami oleh mitra kerja yang dapat dilakukan dengan meningkatkan system Surveilans untuk dapat melaksanakan early morning.

Bapak direktur juga menyinggung masalah yang ada di KKP Jayapura yaitu masalah kenyamanan kerja karena Kantor KKP Jayapura mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi karena kantor kesehatan pelabuhan Jayapura bersebelahan langsung dengan Pelabuhan Kontainer. Karena itu Bapak Direktur menyarangkan agar sesegera mungkin mencari Lokasi yang Baru.

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3
Staf KKP Kelas II Jayapura Photo Bersama Setelah Kegiatan