Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

30 July 2009

Penderita Flu A Capai 444 Orang

(www.kompas.com, 30-07-2009)
Penderita influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi pada Rabu bertambah 28 orang sehingga secara kumulatif kini jumlahnya mencapai 444 orang.

Siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Jakarta menyebutkan, 28 pasien flu A (H1N1) baru tersebut berasal dari tujuh provinsi yakni DKI Jakarta (13 orang), Jawa Timur (5 orang), Daerah Istimewa Yogyakarta (3 orang), Jawa Barat (3 orang), Banten (2 orang), Bali (1 orang) dan Sulawesi Utara (1 orang).

Ke-28 pasien flu A (H1N1) tersebut adalah warga negara Indonesia dan empat diantaranya punya riwayat bepergian ke Singapura dan Thailand, negara yang lebih dulu terdampak pandemi global flu A (H1N1).

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, penyakit itu kini sudah menyebar di 15 provinsi yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta.

Selain itu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.

Ia mengatakan, penyakit itu menyebar dengan cepat karena menular melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.

Tjandra menjelaskan pula bahwa meski dapat menyebabkan kematian namun secara global angka kematian akibat flu A (H1N1) termasuk rendah, yakni 0,4 persen. Di Indonesia, dari 444 orang yang terinfeksi virus flu A (H1N1), satu di antaranya meninggal dunia.

Masyarakat, kata Tjandra, dapat mencegah penularan penyakit itu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, serta menutup mulut ketika batuk dan bersin.

"Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker, jangan bepergian, beristirahat di rumah selama lima hari. Apabila dalam dua hari flu tidak juga membaik segera ke dokter," katanya.

Pemerintah, kata dia, sudah berupaya mengendalikan penularan penyakit itu dengan melakukan pemantauan kasus flu melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), menyiapkan rumah sakit rujukan.

Kemudian, menyiapkan obat anti virus, mengintensifkan pelacakan kontak, memperkuat pemantauan ILI, dan melakukan pemantauan penyakit berbasis masyarakat.

29 July 2009

RAPAT PENYAMPAIAN MATERI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN



Pada hari Selasa tanggal 28 Juli 2009 diadakan Rapat Penyampaian dan pembahasan tentang LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) bagi seluruh petugas KKP Jayapura.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi setiap petugas tentang LAKIP yang merupakan hasil evaluasi kinerja suatu instansi. Adapun materi yang disampaikan berupa pengertian LAKIP, isi dokumen, sistematika, proses penyusunan dan evaluasi LAKIP.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat tersusunnya LAKIP Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Jayapura yang ” Akuntable, Sistematis dan Akurat ” sebagai cerminan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di KKP Jayapura.

28 July 2009

Hati-hati, 15 Provinsi Sudah Terjangkit Flu Babi

Sumber : www.kompas.com

Penyakit influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi saat ini sudah menyerang 400 orang di 15 provinsi di Indonesia.

Menurut siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan Jakarta, Senin (27/7), ke-15 provinsi tersebut yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Jambi.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa penyakit itu menyebar dengan cepat karena menular melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita.

Penyakit itu dapat menyebabkan kematian, tetapi secara global, angka kematiannya termasuk rendah, yakni 0,4 persen. Di Indonesia, dari 400 orang yang terinfeksi virus flu A (H1N1), satu di antaranya meninggal dunia.

Masyarakat dapat mencegah penularan penyakit itu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, serta menutup mulut ketika batuk dan bersin.

"Jika ada gejala influenza, minum obat penurun panas, gunakan masker, jangan bepergian, beristirahat di rumah selama lima hari. Apabila dalam dua hari flu tidak juga membaik, segera ke dokter," katanya.

Pemerintah sudah berupaya mengendalikan penularan penyakit itu dengan melakukan pemantauan kasus flu melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), menyiapkan rumah sakit rujukan, menyiapkan obat antivirus, mengintensifkan pelacakan kontak, memperkuat pemantauan ILI, dan melakukan pemantauan penyakit berbasis masyarakat.

27 July 2009

Tambahan 16 Kasus Baru Influenza A H1N1

Hari ini (27/07/09) pukul 19.00 WIB terdapat tambahan kasus baru influenza A H1N1 sebanyak 16 kasus (8 laki-laki dan 8 perempuan). Mereka berasal dari DKI Jakarta (13 kasus) dan Banten (3 kasus). Semua kasus adalah Warga Negara Indonesia. 1 Kasus diantaranya memiliki riwayat perjalanan ke Hongkong.

Dengan demikian, sampai tanggal 27 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 416 kasus terdiri dari 237 laki-laki dan 179 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), 15 Juli (30 orang), tanggal 16 Juli (15 kasus), 20 Juli (15 kasus), tanggal 22 Juli (67 kasus), 23 Juli 2009 (83 Kasus), 24 Juli 2009 (21 Kasus), 25 Juli 2009 (19 Kasus), 27 Juli 2009 pukul 07.00 WIB (38 Kasus).

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia sampai tanggal 27 Juli 2009 jam 19.00.

Ditambahkan, sudah 15 provinsi ditemukan kasus positif influenza A H1N1 yaitu Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesai Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.

Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya rendah yakni 0,4%.

Masyarakat dapat mencegah penularannya dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Diantaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor/ sekolah/tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter, imbuh Prof. Tjandra.

Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan pemerintah yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Disamping itu juga dilakukan community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

22 July 2009

SEORANG IBU YANG MELAHIRKAN DI PESAWAT DAN AKAN DIEVAKUASI KE RS JAYAPURA



Pada tanggal 16 Juli jam 11.30.WIT KKP Jayapura melalui Wilker Bandara
Sentani mendapat info dari Puskesmas Oksibil yang memberitahukan akan ada pasien yang akan dirujuk ke Jayapura dengan menggunakan Pesawat Pelita Air dan meminta agar Ambulance segera disiapkan. Jam 13.50 Pesawat landing di Bandara Sentani, setelah parkir di Apron petugas kami mendekati pesawat tersebut dan kemudian mengarahkan orang sakit tersebut ke mobil ambulance,Ketika si Ibu hendak turundari pesawat, si Ibu menjerit kesakitan dan mengatakan hendak BAB. Dan tiba-tiba dalam waktu sekejap lahirlah seorang Bayi Mungil. Karena sebelumnya tidak ada info ke petugas kami bahwa yang akan dirujuk adalah seorang INPARTU, Maka kami tidak ada persiapan untuk bawa Partus Set, dengan peralatan seadanya koordinator Wilker langsung sigap untuk menolong Bayi yang udah lahir di cabin pesawat (tanpa memimpin persalinan) tali pusat di klem lalu dipotong dan bayi langsung dilarikan kewilker Bandara Sentani untuk penanganan lebih lanjut. setelah 10 menit jabang bayi keluar petugas mengeluarkan placenta tanpa hambatan, tanpa menunggu waktu lama Ibu tersebut langsung dilarikan ke RS terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Bayi lahir dengan BB 3,1 kg, Panjang 51 cm pada saat lahir menangis kuat Apgar Scor 10 dan jenis kelamin bayi itu laki-laki lalu bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit untuk dipertemukan dengan sang Ibu yang bernama Ibu Joice umur 35 Thn G:VII P:VI A:1. Ibu tersebut melahirkan anak ke 6 di pesawat Pelita Air tepat pukul 14.05. Wit dan ibu tersebut katanya akan memberi nama PELITA OKTAVIANUS SENTANI.

19 July 2009

Jangan Gunakan Kantong Plastik “Kresek” dan Plastik PVC untuk Wadah Makanan Siap Santap


(www.depkes.go.id, 19-07-2009)
Masyarakat diminta tidak menggunakan kantong plastik “kresek” dan plastik PVC sebagai wadah makanan siap santap, terutama yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Hal itu disampaikan Kepala Badan POM RI dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFK saat mengeluarkan public warning tentang kantong plastik “kresek” & plastik PVC dikantor Badan POM, Jakarta, Selasa (14/7/2009).

Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kantong plastik “kresek” dikatakan bahwa kantong plastik berwarna-terutama yang berwarna hitam-kebanyakan merupakan produk daur ulang yang sering digunakan sebagai wadah makanan. Padahal dalam proses daur ulang, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas pestisida, kotoran hewan/manusia, limbah logam berat, dll. Selain itu dalam proses daur ulang juga seringkali ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah resiko bagi kesehatan. Badan POM menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan kantong plastik daur ulang untuk wadah langsung makanan siap santap, ujar dr. Husniah.

Sedangkan mengenai plastik PVC, menurut dr. Husniah dalam proses pembuatannya ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya untuk mencegah kerusakan PVC. Bahkan agar lentur atau fleksibel, kadang-kadang ditambahkan senyawa ester ftalat, ester adipat, dll. Residu dari bahan-bahan kimia tersebut berbahaya bagi kesehatan. VCM terbukti mengakibatkan kanker hati, senyawa Pb merupakan racun bagi ginjal dan syaraf, senyawa Cd merupakan racun bagi ginjal dan dapat mengakibatkan kanker paru, sedangkan senyawa ester ftalat dapat mengganggu sistem endokrin.

Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian laboratorium terhadap 11 jenis produk kemasan makanan dari plastik PVC dan hasilnya 1 jenis produk tidak memenuhi syarat karena kandungan logam berat Pb-nya mencapai 8,69 ppm. Jauh melebihi nilai maksimumnya yang diperbolehkan yaitu 1 ppm, ujar dr. Husniah. Kepala Badan POM menghimbau masyarakat untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Umumnya kemasan PVC dapat dikenali dari logonya yang berupa segitiga dari anak panah, didalamnya ada angka 03, dan dibawah segitiga tersebut ada tulisan “PVC”. 2. Jangan menggunakan kemasan makanan dari PVC untuk makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416 – 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail: puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id

18 July 2009

Jayapura : Kesehatan Gratis Bawa Masalah Serius

(Koran Cenderawasih Pos, 18-07-2009)
JAYAPURA- Dengan diberlakukannya kebijakan gratis kesehatan kepada masyarakat asli Papua, rupanya tidak saja membawa dampak positif yang ditunjukan dengan meningkatnya pengunjung di rumah sakit tetapi juga masalah lain yang serius.

Hasil pantauan dewan di RSUD Abepura, menemukan masalah yang cukup serius di sana. Hal itu sebagaimana diungkapkan Ketua Fraksi Nasional Patriot Bangsa DPR Papua dr John Manansang kepada Cenderawasih Pos Jumat kemarin di Bank Papua.

“Jadi temuan kami di RSUD Abepura ternyata setelah adanya kebijakan kesehatan gratis ini menyebabkan over time maupun over beban kerja yang telah menembus batas – batas kewajaran dan kemampuan petugas medis di rumah sakit Abepura,” katanya
Ia menjelaskan, karena jumlah pengunjung meningkat sementara kapasitas layanan terbatas, maka petugas medis yang ada harus bekerja over time dan over beban. “Ini tentu menjadi masalah baru,” ujarnya.

Hal ini ini menurutnya akan terkait dengan honor dan insentif petugas untuk membiayai hidupnya dan menjaga kesehatannya sendiri hingga keharmonisan rumah tangganya akibat terlalu banyak waktu di rumah sakit termasuk resiko kerja yang tidak kecil.

“Para petugas seharusnya mendapatkan perhatian, proteksi dan insentif yang wajar, masalahnya lagi, sudah empat bulan para petugas ini tidak menerima insentif,” katanya. Sebaliknya, mereka bahkan pernah dijanjikan pemerintah bahwa uang insentif untuk dokter spesialis akan dinaikan dari Rp 5 Juta menjadi Rp 15 Juta tetapi belum juga terealisasi. Begitu juga dengan perawat dan dokter umum yang bekerja siang malam.

John Manansang khawatir kalau insentif para petugas rumah sakit ini tidak direalisasi maka ia khawatir akan terjadi konflik pemahaman diantara para petugas sendiri, sebab sekarang ini diantara para petugas ada saling curiga terkait dengan insetif ini.

“Karena itu juga kami mendesak pemerintah daerah untuk segera membayar uang insentif bukan hanya kepada dokter spesilis tetapi juga kepada dokter umum dan sleuruh para perawat fungsional yang bekerja di lapangan,” tandasnya.

Ia khawatir kalau insentif para pekerja ruamh sakit tidak dibayarkan sementara beban mereka terlalu tinggi maka akan membawa masalah yang serius.(ta)

Implan Koklea, Harapan Baru Bagi Tunarungu

(www.depkes.go.id, 18-07-2009)
Teknologi untuk mengatasi gangguan pendengaran semakin maju. Pada 7 Juli lalu, tim medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berhasil melakukan implantasi koklea atau rumah siput yang pertama pada penderita tunarungu. Implantasi dilakukan selama 1,5 jam terhadap pasien laki-laki berusia 9 tahun.

"Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir itu dapat kembali mendengar dengan baik," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Julianto Witjaksono saat jumpa pers di Gedung A RSCM, 10 Juli 2009. Implantasi koklea adalah prosedur penanaman alat bantu dengar yang dilakukan melalui tindakan operasi pada tulang temporal. Operasi ini diperuntukkan bagi penderita tunarungu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar. Sedangkan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea), hanya dapat ditolong dengan implantasi.

Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaran dan otak. Suara ditangkap daun telinga kemudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi koklea atau rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektroda inilah yang yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.

Ketua Departemen THT RSCM dr. Ratna D Restuti menjelaskan, operasi koklea dapat dilakukan terhadap semua usia. "Namun pelaksanaan operasi pada pasien usia 2-3 tahun dapat memberikan hasil lebih optimal," ujarnya.

Karena alat ditanam, maka gendang telinga tetap utuh dan tidak menimbulkan reaksi atau efek samping yang menggangu, tambah dr. Ratna.

Di Indonesia berdasarkan data yang ada penderita gangguan pendengaran sejak lahir berkisar 0,1 persen dari populasi. Dengan operasi ini kualitas hidup anak penderita gangguan pendengaran sejak lahir dapat ditingkatkan, tambahnya.

Menurut dr Julianto, penanaman koklea sudah berkembang di sejumlah rumah sakit swasta di Jakarta sejak tahun 2002. Namun tenaga ahli yang melakukan operasi berasal dari FKUI.

Menurut staf ahli THT RSCM Prof. dr. Helmi Balfas, implantasi rumah siput di RSCM lebih murah dibanding harus operasi di luar negeri maupun rumah sakit lain di Indonesia selain RSCM. Karena di RSCM implantasi dilakukan dengan alat-alat yang sebagian dimiliki oleh negara dan di sisi lain Departemen THT RSCM FKUI juga adalah rumah sakit pendidikan.

Biaya yang diperlukan untuk implant koklea ini sebesar 22.000-26.000 dollar AS, dan belum termasuk biaya perawatan, operasi, obatan-obatan dan pemeriksaan.

Prof. Helmi menyebutkan, operasi implant koklea di RSCM tanggl 7 Juli lalu menelan biaya Rp 300 juta. “Ini lebih murah dibandingkan operasi di luar negeri,” kata Prof. Helmi Balfas.

Implantasi koklea ini melalui beberapa tahapan, seperti seleksi kandidat, yaitu penentuan terhadap pasien apakah layak dioperasi atau tidak. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial pasien. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai fungsi pendengaran, pemeriksaan radiology, laboratorium serta konsultasi dengan disiplin ilmu lain. Pasien yang sudah dioperasi memerlukan waktu sekitar 2 hari untuk pemulihan, setelah itu dilakukan rehabilitasi berupa latihan mendengar dan berbicara.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id

16 July 2009

Masyarakat Dapat Mencegah Penularan Influenza A H1N1

(www.depkes.go.id, 16-07-2009)
Masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Hal itu disampaikan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus di Indonesia sampai tanggal 16 Juli 2009.

Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu : penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit, tambah Prof. Tjandra.

Hari ini (16/07/09) kasus positif influenza A H1N1 bertambah lagi 15 kasus (4 laki-laki dan 11 perempuan) terdiri dari 2 WNA dan 13 WNI. Mereka berasal dari RS/Dinkes Jakarta 10 orang, dan masing-masing 1 orang dari Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Empat di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Australia (2 orang), dan China (1 orang), kata Prof. Tjandra.

Dengan demikian, sampai tanggal 16 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 157 orang terdiri dari 81 laki-laki dan 76 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), dan tanggal 15 Juli (30 orang).

Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : Fi (Pr, 11), JA (Lk), Em (Pr, 4 th), Al (Pr, 8 th), HW (Lk, 31 th), NL (Pr, 44 th), CF (Pr, 23 th), HU (Lk, 38 th), AL (Pr, 7), dan Ep (Pr, 26 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya yaitu Ju (Pr, 47 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Yogyakarta yaitu ED (Pr, 23 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Medan yaitu YM (Pr, 20 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Bali yaitu St (Lk, 22 th). Yang berasal dari RS/Bandung yaitu Hi (Pr, 49).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Total Kasus Influenza A-H1N1 Menjadi 157

(www.kompas.com, 16-07-2009)
Kasus influenza A-H1N1 di Indonesia terus bertambah. Hingga hari Kamis (16/7) jumlah kasus influenza A-H1N1 di Indonesia bertambah 15 orang menjadi 157 kasus: 81 laki-laki, 76 perempuan. Tambahan 15 orang tersebut, 2 orang warga negara asing dan 13 orang warga negara Indonesia., 4 laki-laki dan 11 perempuan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (16/7).

Mereka berasal dari RS/Dinkes J akarta 10 orang, dan masing-masing 1 orang dari Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Empat di antara mereka memiliki riwayat pergi ke luar negeri yaitu ke Malaysia (1 orang), Australia (2 orang), dan China (1 orang).

Dengan demikian, sampai tanggal 16 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 157 orang terdiri dari 81 laki-laki dan 76 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), dan tanggal 15 Juli (30 orang), 16 Juli (15 orang).

Tambahan kasus baru positif berasal dari RS/Dinkes Jakarta yaitu : Fi (Pr, 11), JA (Lk), Em (Pr, 4 th), Al (Pr, 8 th), HW (Lk, 31 th), NL (Pr, 44 th), CF (Pr, 23 th), HU (Lk, 38 th), AL (Pr, 7), dan Ep (Pr, 26 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Surabaya yaitu Ju (Pr, 47 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Yogyakarta yaitu ED (Pr, 23 th). Yang berasal dari RS/Dinkes Med an yaitu YM (Pr, 20 Th). Yang berasal dari RS/Dinkes Bali yaitu St (Lk, 22 th). Yang berasal dari RS/Bandung yaitu Hi (Pr, 49).

Tjandra Yoga mengemukakan, masyarakat mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A-H1N1, yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala Influenza segera meminum obat penurun panas, menggunakan masker dan tidak masuk kantor atau sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter.

Influenza A-H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya sangat rendah yakni 0,4%.

Untuk mencegah penyebarannya di Indonesia, upaya kesiapsiagaan, menurut Tjandra Yoga, tetap dijalankan yaitu : peng uatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, penguatan pelacakan kontak, penguatan surveilans ILI, penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti I nternational Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans se vere acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat. Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit.

12 July 2009

Di Indonesia Sudah Ada 64 Kasus Influenza H1N1

(www.depkes.go.id, 12-10-2009)
Di Indonesia sampai tanggal 12 Juli 2009 secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 atau flu babi mencapai 64 orang, terdiri dari 43 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.

Tambahan kasus hari ini, sebanyak 12 orang ( 7 orang laki-laki dan 5 orang perempuan ), masing-masing 8 orang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) Jakarta, 2 orang di RS Gatot Subroto Jakarta, dan masing-masing 1 orang di RS Sanglah Denpasar, Bali dan RS Hasan Sadikin Bandung.
Ke-12 kasus baru positif influenza A H1N1 tersebut adalah :Ys (P,12 thn), VP (L, 12 thn), SR (L, 14 thn), .Ks (L, 15 thn), SH (P, 7 thn), IB (L, 25 thn), SA (P, 44 thn), dan MS (P, 30 thn) dirawat di RSPISS, Jakarta, Nk (L, 9 thn) dan Kv (L, 8 thn), dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta., Ev (P, 37 thn), dirawat di RSHS, Bandung, dan RL (L, 40 thn), dirawat di RS Sanglah, Denpasar, Bali.

Dari 12 kasus positif tambahan ini, 5 diantaranya mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri ( Malaysia, Singapura, Turki, Jepang dan New Zeland ). Sedangkan berdasarkan kewarganegaraan, dari 12 kasus tambahan : 2 orang, adalah WNA dan 10 orang WN Indonesia. Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes di Jakarta tanggal 12 Juli 2009 mengenai perkembangan kasus influenza A H1N1 di Indonesia.

Menurut Prof. Tjandra, data menunjukkan bahwa sebagian dari penyakit ini dapat sembuh sendiri. Bahkan 95% kasus di dunia tidak sampai dibawa ke rumah sakit, dengan angka kematian yang juga relative kecil yaitu 0,4%. Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan senantiasa membiasakan pola hidup bersih dan sehat diantaranya mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak beraktifitas dan pergi ke dokter apabila sakit flunya tidak membaik, ujar Prof. Tjandra.

Dirjen P2PL Depkes menambahkan, untuk mencegah penyebaran flu babi di Indonesia upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

13 WNI Positif Terjangkit Influenza A H1N1 di Korea

(www.depkes.go.id, 12-07-2009)
Tiga belas WNI peserta World Choir Championship (WCC) 2009 positif terjangkit Influenza A H1N1 di Seoul, Korea Selatan setelah 3 hari berada di negeri ginseng untuk mengikuti perlombaan paduan suara tingkat dunia. Tanggal 7 Juli 2009 rombongan paduan suara Indonesia tiba di Korea Selatan guna mengikuti acara yang digelar sampai 17 Juli 2009 di Kota Changwon City, Korea Selatan.

Peserta WWC asal Indonesia berjumlah 336 orang terdiri 9 grup paduan suara dari 12 grup yang direncanakan hadir, yaitu Paduan Suara (PS) Interna Jog’s Voice Yogyakarta (32 orang); PSM Universitas Hasanuddin Makassar (32 orang); Bitung City Chorale (43 orang); Vocafista Angels (51 orang); PSM Universitas Negeri Manado (34 orang); Elfa Music School (83 orang); Gorontalo Inovasi Choir (34 orang); PS Timutiwa (32 orang); dan Riau Female Choir (25 orang).
Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) yang didampingi Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P, MARS, Dirjen P2PL Depkes saat jumpa pers di rumah dinasnya, Jl. Denpasar Jakarta, tanggal 12/7/2009.

Menurut informasi yang diperoleh dari Koordinator Paduan Suara asal Indonesia pada 11/7/2009, dari 9 grup terdapat 283 orang dari 7 grup paduan suara yang sedang menjalani proses karantina di Inje University dan Masan University di Kota Masan. Sedangkan 83 orang sisanya dari grup Interna Jog’s Voice dan Vocalista Angels Yogyakarta dinyatakan bebas dari dugaan virus H1N1, ujar Dr. Siti Fadilah Supari. Berdasarkan hasil pemeriksaaan lebih lanjut di laboratorium Korean Centers for Desease Control and Prevention (KCDC), dari peserta yang menjalani proses karantina tersebut terdapat 13 orang positif influenza A H1N1 terdiri dari 10 orang dari Elfa Music School, 2 orang dari Gorontalo Inovasi Choir, dan 1 orang dari Riau Female Choir.

Ketiga belas pasien positif H1N1 tersebut telah dipindahkan dari tempat penginapan ke rumah sakit khusus penderita H1N1 di sekitar Masan. Mereka akan menjalani karantina selama 5-7 hari. Menkes minta kepada keluarganya di tanah air untuk bersabar karena hal itu sudah menjadi ketentuan internasional. Setelah mereka dinyatakan negatif akan diperbolehkan pulang, ujar Menkes. Mereka yang menjalani proses karantina maupun yang sudah dinyatakan positif influenza A H1N1, kondisinya baik-baik saja. Hingga saat ini KBRI di Seoul masih terus melakukan kontak intensif dengan pihak penyelenggara untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut, ujar dr. Siti Fadilah.

Menkes berharap seluruh keluarga di tanah air tidak usah khawatir, karena mereka kondisinya baik-baik saja. Bahkan mereka masih bisa berlari-lari dan bernyanyi-nyanyi. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Depkes, Deplu, KBRI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Korea Selatan dan Kedubes Korea di Jakarta guna memantau perkembangan mereka.

Menkes menambahkan, KBRI telah berkoordinasi dengan PT. Garuda Indonesia di Seoul untuk mengevakuasi 83 orang peserta yang telah dinyatakan bebas dari virus H1N1 tersebut. Menurut informasi dari General Manager Garuda Indonesia Seoul, PT Garuda Indonesia telah menyediakan pesawat khusus Boeing 747 untuk menerbangkan peserta tersebut ke Indonesia tanggal 12 Juli 2009 pk. 10.00 waktu setempat dan tiba di Denpasar jam 15.25 WITA. Menjawab pertanyaan wartawan, Menkes menegaskan bahwa saat ini di Indonesia sudah terdapat 64 kasus positif influenza A H1N1, terdiri dari 43 laki-laki dan 21 perempuan. Mereka adalah WNI maupun WNA tetapi sebagian besar tertular di luar negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

04 July 2009

Jumlah Kasus Influenza A H1N1 di Indonesia Capai 20 orang

(www.depkes.go.id, 04-07-2009)
Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan Badan Litbangkes Depkes mengenai perkembangan kasus Influenza A H1N1 sampai hari ini, terdapat tambahan kasus baru sebanyak 12 orang.

Mereka itu adalah AR (L, 23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD (L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L, 23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN.

Mereka masing-masing dirawat di RSPI (6 Orang) , RS Gatot Subroto (1 orang.), RS Internasional Bintaro (1 orang) dan RS Sanglah Denpasar (3 orang). Mereka dalam kondisi membaik.

Indonesia telah mencatat 20 kasus positif Influenza A H1N1. Dari 20 kasus positif, satu orang dinyatakan sembuh dan sudah pulang yaitu BM (P, 22 tahun) WN Inggris.

Departemen Kesehatan telah menetapkan langkah-langkah mengatasi penyakit yang sudah merebak di lebih dari 100 negara di dunia, dengan :

Meningkatkan kewaspadaan di seluruh jajaran kesehatan serta mengirimkan Surat Edaran baru dari Menkes dan Dirjen P2PL yang menyatakan adanya kasus influenza H1N1 baru di Bali dan Jakarta
Meningkatkan aktivitas semua fasilitas kesehatan di RS, KKP, Laboratorium dan sarana kesehatan lainnya
Meningkatkan kesiapan logistik serta kemampuan SDM
Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat (Jumpa Pers, Iklan Layanan Masyarakat, Talkshow di Radio dan Televisi, Poster dan Leaflet)
Masyarakat dapat menghubungi Posko Kejadian Luar Biasa (KLB) : Telp. 021 4257125; Fax : 021 42877588 ; Email : poskoklbp2pl@yahoo.com ; Call Center : 021 30413700; Website Depkes : www.depkes.go.id dan www.penyakitmenular.info

Influenza A Baru (H1N1) ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Masyarakat dihimbau untuk senantiasa membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sedang sakit flu.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber :www.depkes.go.id

01 July 2009

Untuk Cegah Flu Babi : Penumpang Wajib Kenakan Masker

(www.depkes.go.id, 01-07-2009)
Untuk mencegah penularan Influenza A H1N1 (flu babi) di Indonesia, Pemerintah mewajibkan semua penumpang dari negara terjangkit mengenakan masker setibanya di terminal kedatangan luar negeri. Mereka juga diwajibkan melewati thermo scanner (alat pemindai suhu tubuh) sebelum keluar dari bandara. ”Kalau sebelumnya masih banyak penumpang mem-by pass dari thermo scanner, sekarang tidak boleh lagi”, ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Ir. Aburizal Bakrie yang didampingi Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) saat jumpa pers usai memimpin Rakor Kesra di Jakarta tanggal 29 Juni 2009.

Kebijakan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi bidang Kesejahteraan Rakyat yang dipimpin Menko Kesra Ir. Aburizal Bakrie dan dihadiri Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), Menteri Perhubungan, Ir. Jusman Syafii Djamal, Wakil dari Menlu, Menkeu diwakili Dirjen Anggaran, Depdagri diwakili Dirjen Pemerintahan Umum, Depdiknas diwakili Dirjen Dikti, Ketua Pelaksana Harian Komnas Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (FBPI) Dr. Bayu Krisnamurthi, Dirut PT Angkasa Pura I dan II, serta Kepala Administratur Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.

Menko Kesra menambahkan, Pemerintah berupaya mencegah terjadinya penularan influenza A H1N1 antar manusia di Indonesia setelah ditemukannya 8 orang positif karena tertular dari luar negeri. ”Kami memutuskan untuk memonitor, melaporkan dan mengkoordinasi penanggulangan influenza A H1N1 dan mendukung proses penanganan yang dilakukan Menkes dan jajarannya seperti pembentukan Posko Depkes untuk menangani masalah ini”, ujar Aburizal Bakrie.

Menurut Menko Kesra, dalam Rakor juga membahas persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menghadapi beberapa event internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Agustus 2009 seperti Konferensi Internasional AIDS di Bali dan Sail Bunaken di Manado.

Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari yang diberi kesempatan menjelaskan penanganan kasus flu babi di Indonesia oleh Menko Kesra menyatakan, saat ini jumlah kasus positif Influenza A H1N1 berjumlah 8 orang. Mereka terdiri dari 4 orang warga negara Indonesia, 3 orang warga negara Australia dan 1 orang warga negara Inggris yang berdomisili di Australia. Kesemuanya tertular dari Australia dan Singapura, jadi merupakan kasus impor.

Dari 8 orang tersebut, 1 orang sudah sembuh dan boleh pulang, sedang 7 orang lainnya masih dirawat di RS yakni 4 orang di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta, dan 3 orang WN Australia dirawat di RS Sanglah Denpasar, Bali.

“Berkat upaya-upaya yang dilakukan Depkes dan jajaran kesehatan di seluruh Indonesia serta kerja sama dengan lintas sektor terkait, alhamdulillah belum terjadi penularan antar manusia di Indonesia”, ujar Dr. Siti Fadilah Supari.

Untuk mencegah penularan virus yang kemungkinan terbawa para pendatang dari negara terjangkit mereka diwajibkan mengenakan masker sebelum keluar dari bandara. Masker akan disediakan oleh pemerintah dan harus dikenakan selama 3 hari, sesuai dengan masa inkubasi penyakit ini yaitu 3 – 7 hari, ujar Menkes.

Sejak WHO menetapkan flu babi sebagai public health emergency international concern (PHEIC) tanggal 25 April 2008, Depkes telah menetapkan 6 langkah antisipasi yaitu : 1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan yang dilakukan dengan pemasangan thermo scanner, pemberian health alert card, penyiapan alat pelindung diri (APD) dan lain-lain. 2. Logistik terutama penyediaan obat tamiflu dan pendistribusian sampai ke Puskesmas. 3. Penyiapan 100 rumah sakit rujukan, obat, APD, keteresdiaan ruang isolasi dll. 4. Penguatan surveilans epidemiologi yang dilakukan dengan mengintensifkan surveilans ILI di 20 Puskesmas, surveilans SARI di 15 RS sentinel dll. 5. Penguatan laboratorium dengan mengintensifkan laboratorium regional dan pemenuhan reagensia. 6. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan dengan penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.

Menkes menegaskan, Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Saat ini sebagian besar penyakit adalah ringan dan sembuh dengan baik.

Menkes menghimbau masyarakat untuk senantiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, dan mengeringkan dengan tisue atau lap bersih. Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala Influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan. Menghindari bepergian apabila sakit dan berhati-hati bila berkunjung ke luar negeri.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber :www.depkes.go.id

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3
Staf KKP Kelas II Jayapura Photo Bersama Setelah Kegiatan