Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

08 June 2007

Info : Menteri Kesehatan APEC Bahas Pandemi Influenza

(www.depkes.go.id, 08 Juni 2007)
Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP(K) hadiri pertemuan Menteri-menteri Kesehatan negara anggota APEC yang dibuka kemarin tanggal 6 Juni 2007 di Sidney Australia. Pertemuan yang berlangsung tanggal 6-8 Juni 2007 ini, bertema Membangun Investasi Kita: Pendekatan Berkesinambungan dan Multi-sektoral terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi dan Ancaman Kesehatan yang Baru Bermunculan (Building Our Investment: A Sustainable and Multi-sectoral Approach to Pandemic Preparedness and Emerging Health Threats). Selain menjadi wadah pertukaran informasi perkembangan atau keberhasilan penanganan penyakit menular, khususnya Flu Burung, pertemuan juga menjadi ajang pembahasan rencana aksi penanganan flu burung dan pandemi flu di kawasan Asia-Pasifik.

Isu Flu Burung juga menjadi pokok bahasan di pertemuan sejenis sebelumnya, yaitu pertemuan di Thailand pada tahun 2003 dan di Vietnam pada tahun 2006. Hal lain yang akan dibicarakan dalam pertemuan yang dihadiri 21 negara ini adalah agenda HMM (Health Ministers Meeting) yang kuat dan relevan. Negara-negara partisipan dalam HMM tersebut adalah Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Cina, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Chile, Amerika Serikat, Meksiko, Peru, Rusia, Selandia Baru, Papua Nugini, dan tuan rumah Australia.

Selama ini, APEC HMM merupakan forum untuk konsultasi dan diskusi kerjasama kegiatan untuk mengendalikan penyebaran SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Dalam pertemuan dibahas perencanaan peningkatan upaya penangkalan wabah penyakit menular, dan pembentukan proyek untuk menyiapkan region terhadap kemungkinan wabah flu burung dari virus H5N1.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Kesehatan, Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam menyusun Rencana Strategis Nasional untuk Pengendalian Flu Burung dan Kesiap-siagaan Menghadapi Pandemi Influenza. Indonesia juga telah berhasil melaksanakan program Desa Siaga yang memberdayakan masyarakat pedesaan untuk mendukung usaha tanggap pemerintah menghadapi berbagai jenis bencana, termasuk kemungkinan pandemi Flu Burung.

Dr. Siti Fadilah Supari juga mengingatkan negara-negara APEC untuk mengemban resolusi baru WHO, hasil dari World Health Assembly ke 60 bulan lalu, tentang Kesiap-siagaan terhadap Pandemi Influenza, yang menyorot pertukaran virus dan akses terhadap vaksin, yang adil dan manfaatnya. Dengan resolusi ini, maka negara-negara APEC perlu menggali berbagai kemungkinan guna menyusun acuan pertukaran virus secara transparan dan adil. Mekanisme pertukaran yang akan dibentuk juga harus sungguh-sungguh berupaya agar semua negara secara setara mendapat manfaat dari pertukaran virus ini, terutama bagi negara-negara yang terjangkit virus Flu Burung yang tergolong negara berkembang.

Kesetaraan juga harus mencakup aspek pembuatan, penyediaan, dan pendistribusian vaksin. Kapasitas produksi global vaksin season influenza untuk dunia saat ini hanya sebesar 500 juta dosis. Jumlah ini menimbulkan pertanyaan seperti apakah tersedia cukup vaksin, atau bagaimana penentuan harga, dan kapankah persediaan akan siap. Berlandaskan keadaan ini, maka dua hal harus diatur dalam Rencana Aksi yaitu peningkatan kapasitas negara berkembang dan ketersediaan akses yang setara untuk mendapatkan vaksin dalam keadaan pandemi.
Untuk menjaga stabilitas negara jika pandemi terjadi, jumlah persediaan vaksin yang disimpan (stockpille) minimal 1% dari jumlah penduduk. Jika suatu negara yang terkena pandemi dianggap layak meminta tambahan vaksin, maka harga yang ditetapkan seharusnya kurang dari 1 dolar US per dosis.

Selain penyakit flu yang berpotensi pandemi, negara-negara berkembang di Asia Pasifik juga masih berjuang mencoba mengalahkan berbagai penyakit. Menurut Menkes RI, masalah utama pengendalian penyakit-penyakit tersebut adalah sedikitnya tes diagnostik yang dapat digunakan pada wilayah yang miskin infrastruktur, di daerah terpencil dengan sumber daya terbatas, termasuk keterbatasan laboratorium dan sumber daya manusia yang melakukan tes dan melakukan proses laboratorium. Diagnosis tuberkulosis misalnya, ketidakpraktisan penggunaan sputum mengindikasikan perlunya alat diagnostik yang lebih dapat digunakan di wilayah manapun dengan berbagai peralatan atau proses yang sederhana.

Vaksin, alat diagnostik, dan berbagai produk kesehatan tentu akan lebih terjangkau jika saja dilakukan kembali pengaturan pemberian Hak Kekayaan Intelektual. Saat ini, paten bisa diberikan pada satu pihak meskipun pihak tersebut bukanlah pemilik asal virus yang dipatenkan. Suatu lembaga atau perusahaan bisa mematenkan suatu jenis virus tertentu meskipun virus tersebut didapatkannya dari pihak lain atau dari suatu negara yang menyumbangkan virusnya kepada WHO. Kemudian, pemberian paten materi biologis berkembang ke pemberian paten untuk membuat, menggunakan dan menjual produk hasil materi biologis tersebut. Pemberian paten semacam ini adalah penghambat besar pengembangan obat, vaksin, alat tes, atau produk kesehatan lainnya agar efektif dan murah.

Keadaan-keadaan di atas menggambarkan betapa tidak seimbangnya keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh negara-negara maju dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Padahal, globalisasi telah melahirkan kesadaran bahwa keamanan kesehatan global ditentukan oleh keadaan kesehatan di setiap negara di bumi ini. Kesehatan global tak akan tercapai tanpa menjadikan usaha memperkecil kesenjangan antara negara maju dengan negara berkembang sebagai agenda APEC dan dunia. Demikian Menkes RI menutup pidatonya, yang disampaikan di Hotel Westin, Sidney.

Bersama Menkes, turut hadir sebagai delegasi Indonesia, Ketua Pelaksanan Harian Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Bayu Krisnamurthi, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan, dr. Indriyono Tantoro, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Kesehatan Publik, dr. Widjaya Lukito, PhD, Kepala Pusat Komunikasi Publik, dr. Lily. S. Sulistyowati, MM, serta Kabag Program dan Informasi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dr. Tunggul Sihombing.

(Sumber : Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.)

3 comments:

Anonymous said...

Good day !.
You may , perhaps very interested to know how one can collect a huge starting capital .
There is no initial capital needed You may commense to receive yields with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you need
The firm represents an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

It is based in Panama with affiliates everywhere: In USA, Canada, Cyprus.
Do you want to become a happy investor?
That`s your chance That`s what you wish in the long run!

I feel good, I started to get income with the help of this company,
and I invite you to do the same. If it gets down to choose a proper partner utilizes your funds in a right way - that`s AimTrust!.
I take now up to 2G every day, and my first investment was 500 dollars only!
It`s easy to start , just click this link http://rumygesas.100megsfree5.com/gepihyly.html
and go! Let`s take this option together to get rid of nastiness of the life

Anonymous said...

Good day !.
might , perhaps very interested to know how one can manage to receive high yields .
There is no initial capital needed You may start to get income with as small sum of money as 20-100 dollars.

AimTrust is what you thought of all the time
The firm incorporates an offshore structure with advanced asset management technologies in production and delivery of pipes for oil and gas.

It is based in Panama with structures around the world.
Do you want to become really rich in short time?
That`s your choice That`s what you really need!

I feel good, I started to take up income with the help of this company,
and I invite you to do the same. It`s all about how to select a correct partner utilizes your money in a right way - that`s AimTrust!.
I take now up to 2G every day, and my first investment was 500 dollars only!
It`s easy to join , just click this link http://ifacifil.bigheadhosting.net/qytudem.html
and lucky you`re! Let`s take our chance together to get rid of nastiness of the life

Anonymous said...

Good day, sun shines!
There have been times of hardship when I felt unhappy missing knowledge about opportunities of getting high yields on investments. I was a dump and downright pessimistic person.
I have never imagined that there weren't any need in large initial investment.
Now, I'm happy and lucky , I started to get real money.
It gets down to select a correct partner who uses your money in a right way - that is incorporate it in real business, and shares the income with me.

You may ask, if there are such firms? I'm obliged to tell the truth, YES, there are. Please be informed of one of them:
http://theblogmoney.com

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3

Foto Pilihan : SENAM BERSAMA DALAM RANGKA HARI MALARIA SEDUNIA KE-3
Staf KKP Kelas II Jayapura Photo Bersama Setelah Kegiatan